Contohnya mesin yang disetting untuk putaran 12.000 rpm maka tidak cocok dengan bearing atau laher standar yang biasa disetting maksimal untuk putaran 9.000 rpm.
"Bearingnya bisa kalah atau gampang aus," terangnya.
"Jadi bearing model high speed tidak terlalu banyak bergesekan, beda dengan bearing standar," tambah Hisby.
"Bearing ini memang cocoknya untuk mesin spek kompetisi, kalau untuk mesin standar tidak cocok," tutupnya.
(Baca Juga: Kencangkan Baut Tanpa Kunci Torsi Bisa Bikin Bearing Kem Hancur?)
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR