(Baca Juga: Berkat Gabah, Pembalap MX2 AHRT Delvintor Alfarizi Dapat Poin Lagi di MXGP Semarang 2019)
Lebih efektif mana antara cara pertama, kedua, dan ketiga?
Sebenarnya semuanya tergantung dengan treknya, sebelum bukit itu pembalap bisa ancang-ancang dulu atau tidak, ukuran bukitnya besar atau kecil, dan banyak faktor lainnya.
Jika pembalap memilih cara pertama untuk melakukan jumping agar melewati semua bukitnya, caranya tidak sembarangan.
Ada hitung-hitungan fisikanya sob.
(Baca Juga: Menang di Audi R8 LMS Cup Sepang, Pembalap Andrew Haryanto Ikut Suzuka 1000 Km)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya jumping pembalap motocross.
Kecepatan pembalap harus tepat, tidak boleh lebih atau kurang.
Kalau kurang ya lompatan yang dilakukan tidak sampai target, kalau berlebihan ya tebak saja sendiri gimana jadinya.
Jadi kecepatan itu harus diperhitungkan dengan jarak antara dua puncak bukit, termasuk juga dengan sudut kemiringan bukit.
Gerakan motor trail melompat melewati bukit itu termasuk gerak parabola dalam ilmu fisika.
Nah, sekarang kita coba soal mencari nilai kecepatan motor agar bisa melewati suatu obstacle.
Misal saja kita anggap ketinggian puncak bukitnya sama.
Jarak antara kedua puncak bukitnya 10 m, sudut elevasi bukit lompatannya 45 derajat, berapa kecepatan optimum agar motor bisa melewati bukit itu?
dimana x=jarak antara dua bukit, A= sudut elevasi, Vo=kecepatan awal, g=percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Dengan menggunakan rumus gerak parabola di atas, didapatkan kecepatan awal adalah 35,65 km/jam.
(Baca Juga: Augusto Fernandez Gantikan Alex Marquez di Marc VDS Moto2)
Jadi sang pembalap harus melompat dengan kecepatan awal segitu agar lompatannya sempurna.
Pembalap motocross profesional (misal pebalap MXGP) memang tidak menghitung secara rinci berapa kecepatan mereka saat melompat.
Tapi dengan latihan dan pengalaman, mereka tidak perlu menghitung secara rinci karena sudah memahami perkiraan kecepatan untuk melewati suatu obstacle.
Jadi mereka akan memperkirakan berapa kecepatan motor saat akan melompati suatu obstacle.
Lebih lanjut, masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan pembalap saat jumping.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR