Rute yang dipilih dari Pantai Mutiara menuju tol Bandara dan JORR, dan ternyata ia piwai juga lo.
“Seringkali hari Minggu saya gunakan menyetir sendiri untuk refreshing, ya paling keluar masuk tol,” candanya.
Pantas saja, responnya saat menyetir masih terlihat luwes.
Terbukti, sesekali sedan ini dibawa hingga kecepatan tinggi.
“Handling-nya lebih enak, tenaganya juga responsif apalagi jika persneling dipindah ke mode S, perbedaannya sangat terasa,” tegas penyuka die cast Ferrari ini.
(Baca Juga: Keren! Nih Gaya Ahok Saat Test Drive BMW X6, Tonton Videonya)
Saat memasuki tol Puri, Jakbar jalanan beton mulai bumpy, hingga kenyamanan suspensi diuji.
“Dengan kondisi jalan seperti ini, terasa ban kurang menapak, rasanya seperti mau berpindah jalur. Inilah yang mesti di-improve oleh sebagian besar mobil Jepang, berbeda sekali dengan sistem suspensi dan handling mobil Eropa,” ujar pria kelahiran 29 Juni 1966 ini.
Ketika di tol Ciledug, kami menawarkan Ahok untuk duduk di kursi belakang dan merasakan sebagai penumpang.
Bagi Ahok, ini adalah bagian utama yang mesti dinilai dari sebuah sedan.
“Mempunyai sedan, hal utama yang harus dipikirkan pabrikan adalah membuat penumpang belakang nyaman," katanya.
“Sayangnya, saya tidak bisa nyaman duduk di belakang, head room terlalu pendek sehingga kepala saya mentok ke plafon. Saya tidak tahu apakah karena head room-nya dibikin lebih pendek atau lumbar support yang lebih tebal," sambungnya.
"Padahal, di Teana saya dulu, kepala tidak mentok. Hal yang sama saya alami saat naik Accord, kepala justru kena kaca belakang,” tegas pria berpostur 180 cm ini.
Meski begitu, secara overall, penyempurnaan pada All New Teana ini direspon positif.
“Desain eksterior dan interior bagus, handling dan suspensi juga enak. Sistem audionya juga saya suka,” tutupnya.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Otomotifnet.com,Kompas |
KOMENTAR