GridOto.com - Pembalap senior Faryd Sungkar (61 tahun) diapresiasi oleh rekan-rekan sesama pembalap senior lewat Solo Riding Award.
Faryd berhasil melakukan perjalanan turing sepeda motor sejauh 6.014 km seorang diri. Rutenya Jakarta - Pulau Weh (Km 0) - Jakarta pada 14-28 Oktober 2019 lalu.
"Ini award yang pertama yang kita buat untuk sesama pembalap senior yang melakukan perjalanan turing sepeda motor sendirian. Jika ada yang lain, boleh aja nanti kita catat di plakat award ini. Syaratnya usia minimum 61 tahun dan turing pakai motor sendirian," terang Dolly Indra Nasution, rekan sesama pembalap senior.
Dolly menyebut tak mudah buat usia 60 tahun ke atas untuk melakukan perjalanan memakai sepeda motor sejauh itu. Apalagi Faryd sendirian.
Solo Riding Award diberikan atas nama The Legendary Riders Club di sebuah restoran di Jakarta Selatan (3/11).
Selain Dolly, hadir pula sesama pembalap senior yang sedang keranjingan hobi turing motor.
Yaitu Indradjit Sardjono, Simon Hutagalung, Robert Silitonga dan Chepot Haniwiano.
Faryd menyebut perjalanan selama 15 hari itu dilakukan karena memang sudah niatnya sejak lama.
"Saya sudah lama ingin ke 'Km Nol' naik motor dari Jakarta. Sempat ngajak teman-teman sesama pembalap senior tapi kebanyakan pada ngomong doang. Enggak ada yang serius jadi saya putuskan jalan sendirian," ujar Faryd yang juga bos FR Action Event, racing commitee Honda Racing Championship.
Dari beberapa motor miliknya, Faryd memutuskan memakai Honda Forza 250 cc. Ia menyebut karakter Honda Forza lebih pas dengannya.
"Akselerasinya halus dan transmisi matik enggak cepat bikin capek saat perjalanan jauh," terang Faryd.
Meski tampilan terlihat standar, ada beberapa modifikasi. Mesin upgrade jadi 300 cc pakai Forza versi Eropa.
Sok belakang dan per sok depan pakai YSS. Knalpot comot dari Honda CBR 250.
Selebihnya standar. Termasuk ban. "Sempet sekali ganti ban belakang aja di Aceh karena gripnya udah mulai hilang saat jalan licin," cerita Faryd.
Di tiap kota Faryd hanya bermalam semalam saja. Tiap hari menempuh jarak 400 km mulai jam 6 pagi hingga jam 5 sore.
Hanya rute Medan-Aceh dan sebaliknya berjarak 600 km.
Tidak ada kendala berarti selama perjalanan. "Siang enggak pernah makan nasi, hanya 1-2 butir buah pear aja supaya tidak mengantuk selama menyetir," kiat Faryd.
Di daerah Bengkulu, ia sempat disambut dan dikawal klub motor setempat atas koordinasi IMI Bengkulu.
Kelar perjalanan ini, ternyata Faryd sudah merancang turing berikutnya. Sasarannya Jakarta-Sulawesi.
Lewat Surabaya kemudian menyeberang ke Makassar hingga terus ke Manado.
"Lagi nunggu sponsor nih. Kalo ada yang sponsorin sih langsung berangkat," sebut Faryd yang bilang nilai sponsorshipnya cuma Rp 25 jutaan.
Editor | : | Bimo Aribowo |
KOMENTAR