"Akselerasinya halus dan transmisi matik enggak cepat bikin capek saat perjalanan jauh," terang Faryd.
Meski tampilan terlihat standar, ada beberapa modifikasi. Mesin upgrade jadi 300 cc pakai Forza versi Eropa.
Sok belakang dan per sok depan pakai YSS. Knalpot comot dari Honda CBR 250.
Selebihnya standar. Termasuk ban. "Sempet sekali ganti ban belakang aja di Aceh karena gripnya udah mulai hilang saat jalan licin," cerita Faryd.
Di tiap kota Faryd hanya bermalam semalam saja. Tiap hari menempuh jarak 400 km mulai jam 6 pagi hingga jam 5 sore.
Hanya rute Medan-Aceh dan sebaliknya berjarak 600 km.
Tidak ada kendala berarti selama perjalanan. "Siang enggak pernah makan nasi, hanya 1-2 butir buah pear aja supaya tidak mengantuk selama menyetir," kiat Faryd.
Di daerah Bengkulu, ia sempat disambut dan dikawal klub motor setempat atas koordinasi IMI Bengkulu.
Kelar perjalanan ini, ternyata Faryd sudah merancang turing berikutnya. Sasarannya Jakarta-Sulawesi.
Lewat Surabaya kemudian menyeberang ke Makassar hingga terus ke Manado.
"Lagi nunggu sponsor nih. Kalo ada yang sponsorin sih langsung berangkat," sebut Faryd yang bilang nilai sponsorshipnya cuma Rp 25 jutaan.
Editor | : | Bimo Aribowo |
KOMENTAR