GridOto.com - Ajang MotoGP selain jadi ajang balapan juga menjadi ajang adu teknologi.
Makanya tak heran kalau fitur-fitur yang ada di MotoGP belum tentu ada di motor produksi massal karena sidatnya yang prototype.
Yup, prototype artinya memang bukan tidak mungkin bahwa di masa depan fitur-fitur di MotoGP akan diturunkan buat mtor produksi massal.
Ngomongin fitur di MotoGP, salah satu yang keren adalah seamless gearbox.
Seamless gearbox memungkinkan perpindahan gigi bisa sangat halus dan cepat, tak seperti motor biasa.
Tapi teknologi seamless gearbox ini tentu bisa berbeda sistemnya atara satu pabrikan dan yang lain, karena masing-masing tentu punya formula rahasia sendiri.
Soal perpindahan gir yang mulus dan cepat ini, ternyata seamless gearbox tak hanya menjadi kuncinya, tapi juga elektronik.
(Baca Juga: Nikung Kelewat Miring di MotoGP Australia, Marc Marquez Bikin Rekor)
Dilansir GridOto.com dari BoxRepsol.com, di MotoGP ada dua poin di elektronik yang sangat membantu proses pergantian gir yang mulus, yang pertama yakni engine braking map.
Meski menggunakan seamless gearbox, ternyata di motor MotoGP masih ada sedikit engine brake.
Hal itu terjadi saat pembalap melepaskan seluruh gas untuk memasuki tikungan dan mengurangi posisi gir.
Nah, engine braking map ini akan aktif saat sensor mendeteksi gas sudah dilepaskan, dan ECU akan langsung menyesuaikan mapping.
Penyesuaian mapping ini juga memperhitungkan banyak data lo, termasuk dari tekanan ban belakang, suspensi, dan kemiringan motor.
Setelah pembalap menarik gas, mapping tadi langsung mati, dan dilanjutkan oleh kinerja ECU kedua yakni, anti-jerk system.
Teknologi anti-jerk yang berkaitan dengan ECU ini jika dibahasakan menjadi anti-entakan.
(Baca Juga: Video Preview MotoGP Australia 2019: Mencari Raja Baru Phillip Island. Vinales, Marquez, atau Quartararo?)
Ketika pembalap menarik throttle lagi setelah melambat, sprockets atau gir rantai perlu diaktifkan kembali untuk mendorong motor maju setelah sesaat tidak mendapatkan tenaga dari mesin.
Sedangkan rantai dan sistem transmisi tidak sepenuhnya kaku, melainkan sedikit fleksibel.
Nah, di saat itulah akan terjadi entakan, apalagi torsi motor MotoGP yang sangat besar.
Saat pembalap memulai akselerasi, sensor yang terkait dengan sistem anti-jerk ini akan membaca tiga hal.
Yakni, seberapa banyak gas yang dibuka oleh pembalap, kecepatan dari putaran ban belakang, dan juga performa mesin.
Jika mendadak terdeteksi lonjakan yang mungkin menimbulkan entakan, sistem otomatis menyesuaikan torsi hingga tingkat tertentu, bahkan terkadang hingga 100%.
Dua hal ini membuat perpindahan gir saat berada di tikungan semakin mulus lagi.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Boxrepsol.com |
KOMENTAR