Hal itu terjadi saat pembalap melepaskan seluruh gas untuk memasuki tikungan dan mengurangi posisi gir.
Nah, engine braking map ini akan aktif saat sensor mendeteksi gas sudah dilepaskan, dan ECU akan langsung menyesuaikan mapping.
Penyesuaian mapping ini juga memperhitungkan banyak data lo, termasuk dari tekanan ban belakang, suspensi, dan kemiringan motor.
Setelah pembalap menarik gas, mapping tadi langsung mati, dan dilanjutkan oleh kinerja ECU kedua yakni, anti-jerk system.
Teknologi anti-jerk yang berkaitan dengan ECU ini jika dibahasakan menjadi anti-entakan.
(Baca Juga: Video Preview MotoGP Australia 2019: Mencari Raja Baru Phillip Island. Vinales, Marquez, atau Quartararo?)
Ketika pembalap menarik throttle lagi setelah melambat, sprockets atau gir rantai perlu diaktifkan kembali untuk mendorong motor maju setelah sesaat tidak mendapatkan tenaga dari mesin.
Sedangkan rantai dan sistem transmisi tidak sepenuhnya kaku, melainkan sedikit fleksibel.
Nah, di saat itulah akan terjadi entakan, apalagi torsi motor MotoGP yang sangat besar.
Saat pembalap memulai akselerasi, sensor yang terkait dengan sistem anti-jerk ini akan membaca tiga hal.
Yakni, seberapa banyak gas yang dibuka oleh pembalap, kecepatan dari putaran ban belakang, dan juga performa mesin.
Jika mendadak terdeteksi lonjakan yang mungkin menimbulkan entakan, sistem otomatis menyesuaikan torsi hingga tingkat tertentu, bahkan terkadang hingga 100%.
Dua hal ini membuat perpindahan gir saat berada di tikungan semakin mulus lagi.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Boxrepsol.com |
KOMENTAR