Mesin baru Genio ini juga lebih ramping, oli cuma 650 ml. Bobotnya lebih ringan sekitar 2 kg kalau dibanding mesin BeAT.
Kelebihan mesin dengan langkah piston sangat panjang, 63,1 mm punya torsi yang besar terutama di putaran rendah. Makanya tarikan awal saat start atau ketika stop and go di kemacetan Genio begitu responsif.
Konsekuensi dari performa yang responsif, di putaran tengah, tenaganya langsung terasa hambar.
Menyentuh 50 km/jam, mendadak ada transisi, tarikan melambat seperti tersendat dan kosong hingga 70 km/jam, setelah itu ngacir lagi sampai kisaran 100 km/jam.
Tak hanya kosong, di antara 50-70 km/jam itu juga muncul getaran yang terasa di dek dan jok. Rasanya ini juga salah satu ciri khas mesin long stroke, getaran lebih besar dari yang stroke pendek.
Tapi jangan khawatir, dengan teknik membuka gasnya diurut perlahan getaran bisa diminimalisir!
Dengan karakter mesin demikian, maka wajar jika hasil tes akselerasi Genio kalah dari BeAT, karena kendati awalnya cepat namun di kecepatan menengah justru tersusul. Tapi bedanya tipis kok. Data akselerasinya sebegai berikut;
Genio
0-60 km/j: 7 detik
0-80 km/j: 13,7 detik
0-100 km/j: 28 detik
0-100 m: 8,2 detik (64,3 km/j)
0-201 m: 13,3 detik (79,1 km/j)
0-402 m: 21,6 detik (92,4 km/j)
Top speed spido: 109 km/j
Top speed Racelogic: 103,1 km/j
Konsumsi bensin: 51,3 km/lt
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR