GridOto.com - Pernah kepikiran enggak riding pada daerah yang punya ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut (mdpl)?
Kira-kira tingginya hampir setinggi Puncak Jaya atau Piramida Cartenz yang punya tinggi 4.884 mdpl.
Kira-kira mesin motor kita sanggup enggak ya buat digunakan diketinggian ekstrem tersebut?
Berikut pengalaman salah satu bikers asal Indonesia yang berhasil mencapai salah satu titik tertinggi di Pegunungan Himalaya.
(Baca Juga: Repaint Vespa Matic, Apakah Bagian Dalam Motor Harus Ikut Dicat?)
"Pada acara Royal Enfield Moto Himalaya 2019 lalu, saya bersama rombongan asal Indonesia mencapai daerah Khardung La di Ladakh, India," buka Didi Yulistian, peserta Royal Enfield Moto Himalaya 2019 kepada GridOto.com.
"Di Khardung La Pass itu kira-kira ketinggiannya hampir 5.000 mdpl," kata Didi.
Khardung La oleh beberapa bikers di dunia dijuluki sebagai jalan tertinggi di dunia atau world's highest road.
Didi menggunakan Royal Enfield Himalayan Perjalanan ke Khardung La.
(Baca Juga: Ini Warna Favorit Buat Cat Ulang Vespa Matic di Bengkel Spesialis!)
Nah, Bagaimana keadaan motor saat riding di daerah yang punya ketinggian hampir 5.000 mdpl ?
"Secara teori semakin tinggi daerahnya maka semakin tipis (sedikit) kandungan oksigennya," kata Didi, panggilannya.
"Nah, untuk melakukan pembakaran, mesin motor membutuhkan campuran antara bensin dan udara atau oksigen yang pas," kata pria yang juga anggota Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) ini.
Kalau kadar oksigen tipis sudah pasti mempengaruhi performa.
(Baca Juga: Honda CBR250RR dan Kawasaki Ninja 250 Mau Pasang Pelek Balap? Ini Ubahannya)
"Kalau motor injeksi, sensor sudah mendeteksi minim oksigen, sehingga mengurangi debit bensin, efeknya tenaga terasa seperti dibatasi," pungkasnya.
Kalau motor masih karburator biasanya akan brebet karena kandungan oksigen dengan bensin yang enggak seimbang.
Tuh, berarti ada pengaruh juga ke performa mesin saat riding di jalan daerah tinggi.
Jadi kalau kalian riding ke wilayah yang tinggi jangan heran kalau ada perubahan performa pada mesin.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR