“Waktu itu saya ingat kalau saya dikasih bantuan uang Rp 75 ribu jadi saya beli alat untuk membuat bengkel kecil-kecilan,” jelasnya.
Dari bengkel itulah Sukiat memiliki pengalaman banyak dan akhirnya mencetuskan mobil Esemka.
“Bengkel saya dulu komplit, mulai dari tukang las, tukang cat bengkel mesin, bahkan saya terkenal gara-gara ngecat Vespa. Setelah terkenal itulah banyak mobil-mobil yang datang dan saya mulai merintis bengkel mobil,” kata Sukiat.
Anak-anak SMK yang merakit mobil Esemka pertama belajarnya dari bengkel Sukiat yang terkenal dengan hasil pengecatan yang bagus.
“Saya punya kenangan yang tidak bisa saya lupakan. Saya dulu tidak boleh masuk SMK karena memiliki kekurangan (pincang), nah dari situ saya ingin menunjukan kepada guru-guru SMK kalau saya juga bisa menjadi orang sukses,” tambahnya.
(Baca Juga: Esemka, Obat Rindu Mobil Nasional yang Tak Kunjung Ada?)
Dan akhirnya kepala sekolah SMK Negeri 1 Trucuk Klaten, Jawa Tengah meminta Sukiat untuk membantunya di sekolahan yang dipegangnya.
"Saya pertama ke SMK Negeri 1 Trucuk disana hanya ada jurusan pertanian dan peternakan, setelah saya datang saya dirikan jurusan otomotif," lanjutnya.
Bahkan Sukiat juga bilang, bahwa pembelajaran mengenai perbaikan bodi tidak hanya di sekolah.
“Anak-anak tidak hanya belajar di sekolah, tetapi mereka juga belajar di bengkel saya didampingi para pekerja saya,” jelasnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR