“Kami kan sama seperti misalnya Pertamina, Shell atau merek lain. Kami memiliki segala macam produk oli untuk berbagai merek dan tipe,” ungkapnya.
Saat ini, pasar Repsol Lubricant sendiri terbagi 2 yakni untuk OEM Honda dan aftermarket. “Komposisinya fifty-fifty,” jelasnya.
Ia menilai potensi pasar di luar support ke Honda juga tak bisa diabaikan.
Terlebih pihak principal menurut Dicky tidak ada menentukan harus menggunakan merek motor tertentu.
Tetapi secara etis harus mempertimbangkan merek yang telah melakukan kerjasama.
Karena ada keleluasaan itu, pihak Repsol Lubricant di Indonesia melakukan berbagai manuver.
“Kami juga masuk ke merek lain. Tapi bukan ke pabrikan namun melalui komunitas,” ungkapnya.
Dicky mengatakan di era terbuka ini, pilihan jatuh kepada konsumen.
“Silakan saja pasar yang menentukan. Karena kami juga membuat untuk tipe tertentu dari merek lain,” akunya.
Untuk variasi produk sendiri, Repsol memiliki varian yang cukup banyak.
“Mulai merek Honda dan non Honda. Untuk motor baru dan lawas atau mobil baru dan lama. Kami punya produk tersebut,” jelasnya.
Bahkan pihaknya menyediakan oli untuk merek tertentu yang memiliki spesifikasi tinggi seperti Repsol Carrera yang punya viskositas 10W-60.
Tipe ini biasa digunakan untuk mobil Masserati, Porsche dan merek-merek mewah lainnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR