GridOto.com - Dalam uji emisi, kadar gas buang yang melewati knalpot akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang didapat.
Banyak faktor yang menyebabkan mobil tersebut lulus atau tidaknya uji emisi.
Salah satunya yakni penggunaan carbon cleaner yang bisa menyebabkan tidak lulusnya uji emisi.
Carbon cleaner adalah metode pembersihan ruang bakar dengan cara memasukkan cairan kimia untuk membersihkan kerak karbon di ruang bakar, kepala piston dan klep.
Nah, ternyata penggunaan ini memiliki efek tingginya kadar gas buang yang dihasilkan lho.
(Baca Juga: Alat Uji Emisi Juga Pakai Filter Ternyata Fungsinya untuk ini, Sob)
Hal ini dibenarkan oleh Rendi Cristian Darmawan selaku kepala mekanik Nawilis yang beralamat di bilangan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
"Penggunaan carbon cleaner lalu langsung diuji emisi pasti tidak akan lulus, chemical atau cairan kimia terlebih carbon cleaner yang melalui injektor tidak akan terbakar semua dan bisa saja mengendap di intake," ucap Rendi.
Endapan atau sisa-sisa cairan kimia ini yang menyebabkan kadar gas buang menjadi lebih tinggi.
Sisa-sisa cairan kimia yang tidak terbakar sempurna atau mengendap di mesin ini membuat kadar karbon monoksida (CO) atau bahkan hidrokarbon (HC) menjadi lebih tinggi.
Karena bahan kimia ini bisa saja bereaksi dengan bahan bakar bensin dan membuat kandungan CO atau HC lebih pekat.
(Baca Juga: Segini Jarak Alat Uji Emisi dari Ujung Knalpot, Pengaruh Hasil Lho!)
Sebenarnya penggunaan carbon cleaner cukup membantu menghilangkan kerak carbon di ruang bakar.
"Lebih baik gunakan mobil terlebih dahulu sampai sisa-sisa residu endapan carbon cleaner benar-benar hilang baru lakukan pengujian emisi gas buang," tambahnya.
Nah, ternyata salah anggapan bahwa setelah dilakukan carbon cleaner pada mesin terus langsung dilakukan uji emisi hasilnya akan baik.
Bisa-bisa mobil ente enggak bisa dapat sertifikat lulus uji emisi.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR