Sambil jadi test rider, Zarco akan melihat peluang untuk kembali.
(Baca Juga: Alvaro Bautista Tinggalkan Ducati Demi Honda, Siapa Penggantinya?)
Tapi, ada hal buruk jika Zarco memutuskan jadi test rider.
Jadi test rider akan berpeluang membuat kemampuannya menurun sebagai pembalap reguler, dari segi stamina, mental, maupun skill.
"Pertanyaan yang ada di benakku, jika tidak balapan dalam 20 balapan di 1 musim, akankah aku kehilangan kecepatanku atau tidak?," ungkap Zarco.
Jadi test rider hanya membuat Zarco bisa ikut dalam beberapa balapan saja.
Itu kelemahan jadi test rider.
Makanya ada opsi lain, yakni di Moto2.
Apalagi Moto2 sekarang juga cukup mirip dengan MotoGP yang punya perangkat elektronik rumit dan sebagainya.
"Itu salah 1 kemungkinan. Kupikir balik ke Moto2, dari segi olahraga adalah solusi yang tidak buruk karena tetap memberiku peluang, terutama dengan tim bagus, agar memberiku yang terbaik dan target gelar juara dunia yang akan menolongku di level performa tinggi," kata Zarco.
(Baca Juga: Jakarta Mau Gelar Balap Formula E? Harus Bangun Sirkuit Jalanan dan Ini Syarat-syaratnya!)
"Ke Superbike bisa jadi opsi, tapi kupikir yang terbaik adalah tetap dekat di podium MotoGP adalah tetap di paddock tim MotoGP, termasuk jika aku ke Moto2," tuntasnya.
Sekarang banyak tim Moto2 yang masih belum mendapat pembalapnya untuk musim depan, termasuk beberapa tim papan atas.
Untuk test rider, Yamaha sepertinya jadi peluang bagus buat Zarco terutama menyusul kabar Jonas Folger yang akan mengundurkan diri dari jabatan test rider Yamaha.
Pengalaman Zarco di Yamaha akan jadi poin bagus.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Crash.net |
KOMENTAR