Pada posisi awal, jarum menunjuk di tanda C (Cool) yang artinya dingin atau warna biru, dan H (Hot) yang berarti panas atau warna merah.
Nah dalam kondisi ideal, jarum harus menunjuk di tengah kedua tanda itu.
(Baca Juga: Sistem Pendingin Mesin Diesel Wajib Dirawat, Ini Alasannya )
Seiring berkembangnya teknologi, sistem visualisasi sensor cairan pendingin pun berubah.
Tak lagi ada jarum yang bergerak secara analog ke arah dingin atau panas, lalu berganti lampu peringatan.
Lampu peringatan ini umumnya akan mengindikasikan 3 hal saja, yaitu suhu mesin dingin (menyala biru/hijau), beroperasi dalam suhu optimal/ideal (tidak menyala), dan suhu terlalu panas (menyala merah).
Hal ini lantaran tak diperlukan pula terlalu banyak tingkat suhu yang harus dikenali oleh pengguna kendaraan.
Aplikasi indikator berbentuk lampu juga membuat tampilan panel indikator lebih mudah dimengerti lantaran tak terlalu banyak parameter yang perlu dipantau oleh pengemudi.
Selain itu, panel indikator juga memungkinkan untuk didesain lebih menarik dengan berkurangnya jarum analog.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR