Maka dari itu harga saham dari merek otomotif asal negeri Ratu Elizabeth itu terjun hingga 12 persen sejak diumumkannya hal tersebut.
Padahal, Aston Martin sedang dalam proses pembuatan tempat penelitian di Wales, Britania Raya.
CEO dari Aston Martin, Andy Palmer pun meratapi dengan apa yang terjadi dengan perusahaannya tersebut.
Namun Andy tetap optimis bahwa perusahaa ini masih berjalan pada trek yang tetap.
(Baca Juga: Kenali Aston Martin Supercar Baru Bakal Dipakai James Bond, Tapi Gak Pakai Head Unit!)
"Ini merupakan momen yang berat bagi kami, dan kami ingin melihat reaksi dari pasar. Namun ini merupakan angkah yang tepat untuk mensukseskan strategi kami," ujarnya.
Andy tetap optimis kerugian ini akan segera tertutup sampai akhir tahun nanti.
Salah satu yang menjadi harapan adalah meluncurnya SUV terbaru mereka, Aston Martin DBX.
Meniru langkah rivalnya Ferrari dan Lamborghini mengeluarkan mobil untuk segmen SUV, Aston Martin berharap DBX akan mampu menarik keuangan perusahaan ke permukaan.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Carscoops.com,hotcars.com |
KOMENTAR