GridOto.com - Berbicara soal proses pembakaran pada mesin pasti juga berhubungan dengan timing pengapian.
Timing pengapian yakni waktu yang sudah diatur oleh ECU untuk memercikan api busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.
Timing pengapian bisa diubah dengan melakukan remap ECU.
Remap ECU akan setting timing pengapian berbeda dibanding bawaan pabrikan.
Nah, apa sih risikonya timing pengapian yang di-setting terlalu maju?
(Baca Juga: Waspada Sama Retakan di Busi Mobil, Bisa Bikin Mesin Brebet Lho)
"Untuk timing pengapian terlalu maju efeknya bisa membuat mobil ngelitik atau detonasi karena enggak sesuai dengan timing seharusnya," ucap Didi Ahadi yang menjabat sebagai Technical Service PT Toyota-Astra Motor (TAM).
Karena api busi meletik lebih cepat sebelum piston benar-benar melakukan kompresi.
Hal ini juga berhubungan bahan bakar yang digunakan.
Karena semakin tinggi oktan pasti membutuhkan kompresi yang tinggi agar terbakar sempurna.
Jadi kalau timing pengapian tidak pas maka akan berakibat pembakaran tidak sempurna.
(Baca Juga: Remap ECU Bisa Bikin Irit Konsumsi Bahan Bakar Mobil, Apa Benar?)
"Kalau nggak pas selain bisa merusak mesin seperti piston dan lainnya, performa mesin juga bisa turun karena detonasi atau ngelitik itu tadi. Ada baiknya bila tidak diperlukan, timing pengapian jangan sampai di majukan," tambahnya.
Karena setiap mobil memiliki timing pengapian yang berbeda, dan menurutnya timing pengapian standar bawaan mobil sudah di setting efektif dengan mesin mobil.
Jadi kalau pun melakukan remap ECU dengan mengubah timing pengapian, maka pasti ada ubahan lainnya seperti durasi pengapian atau jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam mesin.
Dan mengubah timing pengapian dengan remap ECU pasti angkanya tidak terpaut jauh dari bawaan pabrikan.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR