"Penyakitnya itu di saluran bahan bakar, di tengah-tengahnya disambung dengan slang karet yang letaknya persis di bawah intake manifold dan suhunya itu sangat panas," ujar Iwa Sartiwa, pemilik bengkel spesialis BMW Big ///M kepada GridOto.com (26/7).
Posisinya yang tersembunyi sering luput dari pemilik mobil untuk mengecek apakah karet tersebut masih bagus atau sudah getas.
(Baca Juga: Wadaw, Fitur Terbaru BMW ini Pertama Kalinya Hadir di Indonesia)
Bila sudah getas, ditambah aliran tekanan bahan bakar yang besar akan terjadi kebocoran bahan bakar dan menetes pada alternator starter mobil.
"Saat pemilik mobil starter kan ada percikan api di alternator, kena tetesan bahan bakar ya sudah api muncul," lanjut Iwa.
Beranjak ke generasi berikutnya BMW Seri 3 E36 dipasarkan di Indonesia pertengahan tahun '90-an dengan status CKD yang dirakit di Sunter, Jakarta Utara.
Disusul dengan BMW Seri 3 E46 yang bisa dikatakan modelnya cukup long lasting dan hingga kini masih enak dipandang.
"Generasi E46 masuk ke Indonesia mulai tahun 1998 sampai pertengahan 2000 status CKD dari eksterior dan interior full rakitan Indonesia," tegas Ismail.
(Baca Juga: Nahas! Pinjam BMW 320i dari Teman, Eh, Mobilnya Terbakar di Tengah Jalan)
Mengalami facelift atau dalam bahasa BMW yaitu Life Cycle Impulse (LCI) satu kali dengan update varian dari 325i menjadi 330i dan sudah disematkan BMW iDrive untuk head unitnya.
Setelah E46, BMW Seri 3 E90 hadir di Indonesia dan mengalami satu kali facelift dan pertama kalinya BMW iDrive di Seri 3 ada di generasi ini.
Pada masa ini juga BMW Indonesia juga sudah menjual secara resmi varian performanya, yakni M series.
Yang terakhir adalah BMW Seri 3 F30 yang masuk ke Indonesia pada tahun 2012 dan dirakit dengan status CKD.
"Kalau BMW generasi setelah E30 cenderung lebih aman dari risiko rewel dan rawan terbakar, tinggal kembali lagi ke pemiliknya bagaimana perawatan rutinnya, " tegas Iwa.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR