GridOto.com - Surabaya, Jawa Timur resmi memiliki sebuah sirkuit permanen berstandar internasional yang diberi nama Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) sejak 2017 silam.
Namun sirkuit yang permanen tersebut terkesan sepi akan peminat otomotif yang ramai menggeber kendaraannya dalam kecepatan tinggi.
Hal tersebut karena fasilitas pendukung dan pengelolaan sirkuit yang menjadi kebanggan arek Suroboyo ini diangap kurang memenuhi harapan penggiat balapan motor dan mobil.
Dilansir dari Surya.co.id, Mamad (21) pengurus dari Komunitas Cornering Indonesia Surabaya (Coins), mengeluhkan sejumlah kekurangan yang dirasakan dari sirkuit GBT tersebut.
(Baca Juga: Ada Sirkuit Gratis di GBT Surabaya Tapi Masih Pilih Balap Liar, Ternyata Ini Penyebabnya)
Secara teknis, misalnya persoalan chicane berwarna merah dan putih di tepi kanan atau kiri jalur lintasan dalam kondisi terbalik.
“Kebalik kalau arah putarannya searah jarum jam, jadi seharusnya landai dari arah tikungan racing line. Kalau ini tidak, justru runcingnya yang mengarah ke racing line kalau kena dengkul yang seakan seperti kena pasah (besi tajam),” ungkapnya pekan lalu.
Selain itu, dia juga mengatakan sudut kemiringan aspal pada tikungan juga kurang tepat jika digunakan untuk cornering.
Ia berujar, seharusnya di setiap tikungan ada sisi kemiringan, agar grip ban memiliki daya cengkram.
(Baca Juga: Valentino Rossi Sudah Punya Jurus Jitu Taklukan Sirkuit Sachsenring di MotoGP Jerman Pekan Ini)
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Surya.co.id |
KOMENTAR