"Helm murah dijual di pinggir jalan kalau di perhatikan banyak yang belum SNI. Harganya bisa di bawah Rp 100 ribu," jelasnya.
Dengan kondisi ini, konsumen segmen low-end tentu akan memilih helm yang harganya jauh lebih murah.
"Di segmen ini sensitif banget soal harga," ungkap Johannes.
Ada perbedaan Rp 50 ribu saja, konsumen bisa berpaling.
"Pada akhirnya, produsen yang telah mengikuti prosedur menjadi tidak kompetitif di segmen itu. Setahu saya banyak yang sudah tutup merek helm low end ini," sebut Johannes.
Ia menghimbau pihak terkait untuk memperhatikan masalah ini.
"Tujuannya agar industri helm tetap tumbuh," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Helm Buatan Indonesia Tembus Pasar Eropa ", https://tekno.kompas.com/read/2009/06/21/10303832/helm.buatan.indonesia.tembus.pasar.eropa..
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Helm Buatan Indonesia Tembus Pasar Eropa ", https://tekno.kompas.com/read/2009/06/21/10303832/helm.buatan.indonesia.tembus.pasar.eropa..
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Helm Buatan Indonesia Tembus Pasar Eropa ", https://tekno.kompas.com/read/2009/06/21/10303832/helm.buatan.indonesia.tembus.pasar.eropa..
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR