GridOto.com – Dua tahun belakang ini, KIA terpuruk di Indonesia. Persaingan ketat yang memicu perang diskon membuat KIA sulit bertahan. Tapi secercah harapan muncul di akhir Mei lalu.
Kelangsungan bisnis KIA Mobil Indonesia, agen penjualan merek KIA di Indonesia memang mengkhawatirkan. Di awal tahun 2019 ini, mereka menghentikan semua kegiatan penjualan mobil.
Kondisi ini merupakan rentetan ketatnya persaingan pasar mobil Tanah Air. Terutama perang diskon yang menggerus margin keuntungan. Bahkan hingga saat ini pemulihan berjalan lambat.
Buat pemain besar sekelas Toyota, Honda atau Suzuki, persoalan tergerusnya margin masih dapat ditutupi dari efisiensi atau bahkan subsidi prinsipal. Namun tidak buat APM (agen pemegang merek) kecil sekelas KIA Mobil Indonesia.
Tambah lagi struktur kepemilikan perusahaan tak ada saham prinsipal KIA Korea. Sehingga KIA Mobil Indonesia dipaksa harus bisa survive sendirian.
Di tengah persaingan diskon mobil baru yang berlangsung hingga saat ini, kekuatan modal sangatlah penting.
Perusahaan harus mengelola sumber daya seefisien mungkin dan disupport komitmen pemegang saham dalam jangka panjang.
Ini rupanya yang membuat pemilik KIA Mobil Indonesia terlihat kesulitan. Tak heran bila di sekitar tahun 2015 terdengar kabar tagihan suplier mereka dibayar dalam bentuk mobil KIA.
Di awal tahun 2019 ini, KIA Mobil Indonesia menyebut sedang menjalankan restrukturisasi. Sumber di perusahaan menyebut mereka sedang berbenah untuk mencari investor baru.
“Kita masih memegang keagenan KIA di Indonesia. Proses restrukturisasi ditargetkan selesai dalam waktu setahun,” sebut Ridjal Mulyadi, general manager KIA Mobil Indonesia saat ditemui di seremonial OTOMOTIF Award 2019 akhir Maret lalu.
Rupanya grup Indomobil yang digadang-gadang akan memegang keagenan KIA di Indonesia.
Indikasinya sudah mulai santer terdengar sejak KIA mengumumkan jaringan layanan bengkel ke beberapa bengkel milik Indomobil di seputaran Jakarta.
Langkah itu menyusul tutupnya beberapa jaringan bengkel di berbagai daerah akibat dihentikannya kegiatan penjualan.
Sumber kami menyebut KIA Mobil Indonesia sebenarnya diselamatkan oleh pemilik lama. Dulu sempat hengkang, sekarang kembali lagi.
Namun karena melihat kondisi persaingan saat ini, mereka merasa perlu mengajak pihak lain yang punya pengalaman lebih matang. Bisa jadi inilah yang membuat Indomobil diajak bergabung.
Puncaknya di 21 Mei 2019 dimana Indomobil mengumumkan pembentukan perusahaan patungan untuk mengelola keagenan KIA.
Dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani oleh Jusak Kertowidjojo (direktur utama) dan Bambang Subijanto (direktur) Indomobil Sukses Internasional menyebut berpartner dengan Sarimitra Kusuma Ekajaya mendirikan Kreta Indo Artha.
Indomobil sebagai pemilik saham mayoritas (60%) punya pengalaman panjang di sektor otomotif. Meski baru saja kehilangan Renault, mereka sangat paham mengolah pasar otomotif Tanah Air.
Indomobil dulu sempat berjaya mengelola merek Suzuki dan Nissan. Namun kemudian perannya mengecil seiring kepemilikan saham mayoritas diambil oleh prinsipalnya dari Jepang.
Apalagi produk-produk baru KIA sangat menjanjikan. Sebelum menstop kegiatan penjualan, KIA Grand Sedona baru saja diluncurkan.
Paling terbaru versi bermesin diesel. Jika digarap serius, potensi sukses cukup besar.
Belum lagi varian-varian yang terlanjur populer seperti Picanto, Sportage, Sorento, Carens, Rio hingga Pregio.
Lompatan KIA di era chief designer Peter Schreyer memang menakjubkan. Model-modelnya berkiblat ke Eropa dengan rasa berkendara yang jauh lebih meningkat.
Di Indonesia, KIA cepat mendapat simpati karena memiliki value of money yang baik.
Bahkan sempat diluncurkan KIA Morning, kembaran KIA Picanto dengan harga yang bersaing dengan mobil-mobil LCGC (low cost green car). Padahal KIA Morning tak masuk skema LCGC.
Beberapa produk terbaru KIA juga punya potensi dijual di Indonesia. Seperti KIA Stonic yang merupakan kembaran Hyundai Kona. Bahkan yang paling baru ada KIA Seltos yang masuk di segmen low SUV sekelas Toyota Rush.
Seperti kita ketahui, pasar SUV di Tanah Air menunjukkan tren peningkatan. Sayang jika KIA melewatkan momen ini apalagi KIA Stonic dan Seltos punya tampilan menarik.
Sampai tulisan ini dibuat, pihak KIA Mobil Indonesia yang kemungkinan nanti berganti jadi Kreta Indo Artha belum memberikan rilis resmi kepada media.
(Baca Juga: Info Gres! Rencana KIA Menjadi Bagian Indomobil Group Tinggal Menunggu Waktu, Siap Bangkit?)
Mungkin masih terlalu dini berharap banyak akan kebangkitan KIA di Indonesia tahun ini. Kita tunggu saja gebrakan KIA (Kreta Indo Artha) nanti.***
*Penulis adalah wartawan otomotif sejak tahun 2000 di beberapa media grup Kompas Gramedia, seperti tabloid Otomotif, majalah Otosport, majalah Auto Bild Indonesia dan saat ini di GridOto.com.
Editor | : | Bimo Aribowo |
KOMENTAR