(Baca Juga: Mercedes-Benz Optimis Pasar Mobil Premium Akan Naik Tahun Ini)
"Waktu yang kami berikan kepada para pemanufaktur terlalu sedikit untuk bersiap-siap," kata Xu Haidong.
Penjualan otomotif di Tiongkok mengalami gangguan untuk pertama kalinya pada tahun lalu sejak 1990-an akibat ekonomi yang melambat dan tarif impor yang terlalu tinggi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
Seperti diketahui, Washington mulai memberlakukan kenaikan tarif menjadi 25 persen terhadap impor Tiongkok.
Kondisi ini dinilai memengaruhi sentimen konsumen terhadap sejumlah merek otomotif.
(Baca Juga: Ikut Bergulat di Pasar Mobil Listrik, Volkswagen Siapkan Konsep Berjuluk VW ID-Tech)
Asosiasi otomotif Tiongkok berharap pemerintah setempat dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan positif yang bisa menstimulasi penjualan otomotif di paruh kedua tahun ini.
Berbanding terbalik dengan itu, penjualan kendaraan energi baru justru melonjak hampir 62 persen pada tahun lalu di saat pasar otomotif Tiongkok mengalami penyusutan.
Sedangkan untuk penjualannya pada bulan April 2019 tercatat tumbuh sebesar 18,1 persen.
Kendaraan ini meliputi kendaraan hibrida dengan mesin bensin dan motor listrik, plug-in hybrid, kendaraan murni listrik dan kendaraan listrik fuel cell atau berbahan bakar hidrogen.
KOMENTAR