Baru-baru ini terjadi kasus perampokan sekaligus pembunuhan pernah terjadi pada seorang pengemudi Grab bernama Mohd Hanafie Jaafar di Sabah, Malaysia.
Hal ini membuat pengemudi dan penumpang sama-sama takut untuk menerima atau memesan layanan perjalanan menggunakan Grab jika harus melewati tempat sepi atau saat malam hari.
Dari peristiwa ini dua orang tersangka ditangkap berkat teknologi pengenalan wajah ini.
Selama proses penyelidikan pihak Grab telah memberikan informasi kepada polisi termasuk foto tersangka dan informasi lain yang diperlukan dari fitur verifikasi selfie penumpang yang ada di aplikasinya.
(Baca Juga: Bisa Jadi Tour Guide, Sekarang Driver Grab di Yogyakarta Dibekali Pengetahuan Soal Budaya dan Sejarah)
Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Transportasi dan Kementerian Perhubungan juga telah mensyaratkan pengemudi dan penumpang aplikasi transportasi online untuk memberikan nama lengkap, salinan kartu identitas, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
Direktur Jenderal Transportasi Darat (APAD) Malaysia Azlan Shah Parames Albakri mengatakan, data-data ini sangat diperlukan.
“Kami memiliki kasus pengemudi dibunuh, kasus penumpang diperkosa. Jadi kami membutuhkan data seperti itu untuk melindungi keduanya,” kata Azlah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pengguna Grab di Malaysia Wajib “Selfie” Sebelum Akses Layanan
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR