Walaupun kinerja ekspor CBU di periode caturwulan pertama tahun 2019 ini kurang memuaskan.
"Kami masih optimis target pertumbuhan di atas 5 persen dapat tercapai. Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke beberapa negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah," tutur Bob Azzam lagi.
"Ditambah adanya permintaan fleet order dari negara- negara Timur Tengah diharapkan bisa membantu tercapainya target yang ditetapkan," lanjutnya.
Meski begitu, Bob menjelaskan bahwa penambahan negara tujuan seperti di kawasan Amerika Tengah tersebut melalui proses yang tidak singkat.
Bahkan studi pasar termasuk peraturan dan regulasi di negara kandidat tujuan ekspor baru sudah dilakukan langsung oleh divisi terkait di TMMIN sejak tahun 2018 yang lalu.
(Baca Juga: Wuling Siap Ekspor Almaz ke Negara Asean, Ganti Merk jadi Chevrolet Captiva?)
Setelah seluruh proses studi selesai, TMMIN kemudian mengusulkan potensi
perluasan ekspor ini ke pihak prinsipal untuk mendapatkan persetujuan.
"Persaingan yang semakin sengit, ditambah dengan kondisi ekonomi global yang kurang stabil, membuat kami harus semakin proaktif dalam meningkatkan performa ekspor, tidak hanya menunggu order dari prinsipal,"pungkas Bob Azam.
"TMMIN membuat divisi khusus yang bertugas mencari pasar-pasar tujuan ekspor baru sebagai upaya dalam menjawab tantangan tersebut," tutupnya.
Sebagai informasi, kontributor terbesar Toyota masih dipegang oleh model Sport Utility Vehicle (SUV) andalannya, yakni Fortuner dengan volume 14.400 unit atau 23 persen dari total volume ekspor.
(Baca Juga: Jadi yang Terlaris! Fortuner Antar Ekspor Toyota ke Level 46 Ribu Unit)
Disusul oleh Toyota Rush yang berhasil menempati posisi dua dengan volume 12.600 unit (20 persen), serta Agya di tempat ketiga dengan volume 10.800 unit (18 persen).
Sedangkan untuk model-model lainnya adalah Vios, 7.500 unit, Avanza 8.400 unit, Kijang Innova, Sienta, Yaris serta Town Ace/Lite Ace dengan total volume 7.900 unit.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR