(Baca Juga : Hilang Puluhan Tahun, Tangis Pria Ini Pecah Saat Anaknya Berhasil Kembalikan Chevy Kesayangannya)
Peserta justru semakin tertantang, karena tanah merah yang terbawa air hujan menutupi jalur gravel.
Mengatasi kondisi ini, tekanan ban pun dikurangi agar ban bisa mencengkram lebih kuat ke trek.
Peserta yang memang sudah terbiasa dengan kondisi off-road, justru makin menikmati sajian alam.
Akhirnya, sore hari pukul 17.30, seluruh peserta tiba di Kampung Adat Cipta Gelar secara bersamaan.
(Baca Juga : Cornering Lovers Bengkulu, Mewadahi Mereka Yang Ingin Belajar Balap)
Menikmati kebersamaan, di malam hari peserta makan bersama di Imah Gede (rumah besar) sambil bercerita tentang serunya jalur Cipta Rasa saat hujan, seperti yang baru saja mereka lintasi.
Tak cukup sampai situ, hangatnya kopi pun menambah nikmat kebersamaan di teras seiring udara sejuk Cipta Gelar.
Cerita-cerita kearifan lokal khas Cipta Gelar yang dituturkan oleh Kang Yoyo, penduduk asli Kampung Adat Cipta Gelar menambah syahdu suasana.
Malam semakin larut, peserta tidur menggunakan sleeping bag yang mereka bawa demi melawan dinginnya udara gunung Halimun.
"Kami ingin kebersamaan ini dibangun sambil menggali kearifan lokal budaya di Cipta Gelar," ujar Yosi Setiawan salah satu pengurus CRF Rally Indonesia.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR