Baca Juga : Blak-Blakan Abdulbar M. Mansoer : Asal Muasal MotoGP Mandalika
"Kita hire atau VINCI hire race desainer namanya Populous. Populous cukup besar, lalu mereka membuat trek desain. Lalu saya bawa desain itu ke Qatar Maret 2018," bilang pria kelahiran 1969 itu.
Di Qatar, ITDC pun bertemu dengan Franco Uncini, Director of Race Dorna untuk menyampaikan ide street race tersebut.
"Awalnya dia pesimis, tapi setelah dikutak-katik sedikit, dia oke. Jadi selam di Qatar itu kita lobi. Lalu yang kedua, harus lewat Racer Association yaitu Loris Capirossi. Dia harus memastikan desain yang sudah disetujui Franco Uncini aman," buka Abdulbar.
Nah, Capirossi juga memberikan review dan juga masukan-masukan atas desain sirkuit tersebut.
Baca Juga : Blak-blakan Singsing Tani: Konsumen Indonesia Enggak Tertarik Sabun Cuci Mobil Murah
"Mereka bilang tolong diakomodir masukan ini dan nanti kirim final desain. Lalu kami bawa lagi ke Indonesia dan lakukan fine tune dan jadilah seperti ini," aku Abdulbar sembari menunjuk desain sirkuit di maket.
"Akhirnya kami kembali lagi ke mereka dan mereka sepakati ini oke sebagi street race. Kenapa mereka memberikan hak untuk street race, karena mereka melihat dari sisi safety sudah masuk," jelas pria yang sebelum bergabung dengan ITDC ini justru belum mengenal MotoGP.
"Next stagenya kita tanda tangan MOU dengan Dorna. Itu sekitar pertengahan tahun 2018 setelah disetujui desainnya. MOU dulu, MOU itu bahwa kita punya waktu negosiasi sampai penandatangan kontrak. Itu sekitar 6 bulan jangka waktunya," timpal Abdulbar lagi.
Dalam 6 bulan itupun akhirnya ITDC negosiasi untuk beragam kepentingan, misal fee, lalu merchandise yang bisa ditawarkan.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR