"Itu masangnya juga harus cabut jarum, kendala di kalibrasi, karena kalau dicabut jarumnya rata-rata speedometer itu jadi ngaco, jadi harus cari tahu kalibrasinya, apalagi karakter setiap mobil beda-beda," ungkapnya.
"Harga speedometer zaman dulu sekitar Rp 3-5 jutaan, sedangkan dulu speedometer variasi itu cuma Rp 60-100 ribuan, jadi enggak sebanding, untungnya paling Rp 50 ribu, jadi beratnya di situ," sambungnya.
Namun hal tersebut bukan menjadi halangan baginya, ia terus tekun belajar mencari solusi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen.
"Jadi kalau ada masalah enggak boleh mundur, harus hadapi dan cari tahu solusinya, yang penting belajar terus dan belajar terus," ucapnya.
Karena baginya itulah yang menjadi kunci kesuksesan, terus belajar, tekun, dan hadapi setiap masalah.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR