"Tapi itu berhasil dihentikan karena ketahuan anak-anak. Ya gemboknya sudah rusak begitu. Kalau yang di Loop itu gemboknya dikasih cairan keras sampai rusak," tuturnya.
(Baca Juga : Ngobrol Bareng Driver Ojol, Menhub Sebut Segini Kisaran Tarifnya)
Totok mengatakan, ia dan kawan-kawannya sudah mengajukan ke Pakuwon Group agar ojol diberikan lahan parkir sendiri.
Kalau bisa, lahan parkir tersebut berada di bundaran tersebut, karena posisinya strategis tepat berada di antara PTC dan Pakuwon Mall.
"Terakhir informasi dari Pakuwon Group katanya tidak bisa membuat lahan kalau hanya untuk ojol. Dari teman-teman sudah sering mengajukan, tapi katanya ya bagaimana, tidak ada tempat lagi. Kalau Graha Family sekarang sudah disediakan, itu ojol yang mengajukan," tuturnya.
PTC dan Pakuwon Mall memang hanya memiliki satu lahan parkir untuk motor, yakni di bagian belakang PTC.
Satu di antara ojol, Burhanuddin, mengakui ia dan ojol lainnya kesulitan jika harus parkir di PTC, karena lokasinya terlalu jauh dan harus membayar parkir sebesar Rp 4.000.
(Baca Juga : Wah! Driver Ojol Tawar MINI Cooper Deddy Corbuzier Seharga Nasi Padang)
Sedangkan kebanyakan ojol yang parkir adalah pelaku jasa pengiriman makanan ataupun barang, sehingga durasi parkir tidak selama pengunjung biasa.
Kondisi mereka berbeda dengan ojol yang menjemput penumpang, karena mereka hanya perlu berhenti sejenak di pinggir mal sampai penumpang menghampiri.
"Mayoritas di sini memang jasa Go-Food, kalau Go-Ride kan cepat, mereka bertemu penumpang langsung berangkat. Kalau Go-Food kan harus masuk mal, menunggu makanan, jadi agak lama, tapi tidak selama parkir motor biasa," jelas Totok.
Promotion Manager Pakuwon Mall, Dian Aprilliana Dewi, mengatakan pihaknya sudah tahu tentang persoalan parkir liar ojol ini.
Pakuwon Group menurutnya sudah punya niat membuat lahan parkir khusus ojol, tetapi mereka belum mendapat solusi yang tepat.
(Baca Juga : Mulyono 'Go-Jek 001': Demo Driver Ojol Ditunggangi Kepentingan Politik)
"Iya, sudah ada niatan membuat. Kami lagi cari solusinya karena area depan Pakuwon yang sering dipakai parkir ojol itu bukan milik Pakuwon, jadi tidak bisa memberi tempat di depan," ujarnya.
Lahan tersebut, tambahnya, merupakan konsorsium beberapa pihak, satu di antaranya Bukit Darmo, sehingga bukan murni milik Pakuwon Group.
"Kalau murni mungkin bisa, tapi karena bukan jadi tidak bisa dibuat parkir khusus," ucapnya.
Jika lahan parkir dibuat di dalam mal, kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan lahan yang besar, sementara Dian mengakui kini pihaknya sedang kewalahan dengan parkiran motor yang sudah ada, karena sudah tidak cukup menampung pengunjung.
"Kalau diberi tempat di belakang kan itu tetap parkir motor dan itu jauh. Kami belum bisa memberi spesial karena lahan kami saja sudah terbatas, sudah tidak cukup parkir motor itu. Ini lagi kami pikirkan gimana caranya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Motor Ojek Online Sering Hilang Karena Parkir Liar di Bundaran Depan PTC
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Jatim |
KOMENTAR