"Dengan adanya Jalan Tol Trans-Sumatera, akan mengubah pola koleksi distribusi yang awalnya menyebar, menjadi linier. Tentu saja ketimpangan ini berubah, karena pesisir timur dan barat Sumatera itu akan terbangun jalan," kata Direktur HC dan Pengembangan Hutama Karya Putut Ariwibowo.
"Selain itu ada integrasi di pelabuhan pantai barat dan timur, sehingga memudahkan arus barang dan jasa," imbuh Putut.
Lebih jauh, bila dilihat dari pola jalannya, maka Tol Trans Sumatera ini menyerupai 'sirip ikan'.
Artinya, jalan utama yang berada di tengah akan menjadi tulang punggung utama, sementara pecahan dari jalan-jalan tersebut akan menjadi jalur penghubung antarwilayah.
"Ini akan menimbulkan titik baru, titik pertemuan baru antara akses ini yang akan membawa suatu pertumbuhan daerah baru, di mana daerah baru tersebut akan berubah cara pengembangannya," ujarnya.
Saat ini, Pulau Sumatera memiliki jaringan perkotaan yang terdiri atas sembilan kota dengan kategori Pusat Kegiatan Nasional, 57 kota dengan kategori Pusat Kegiatan Wilayah, dan empat kota dengan kategori Pusat Kegiatan Strategis Nasional.
"Nantinya, pengembangan tidak lagi berdasarkan kota, tapi klastering. Sehingga memunculkan enam klaster kota. Dengan klaster itu, di mana akan menghubungkan hub yang akan meningkatkan efisiensi pergerakkan barang dan jasa," tutup Putut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Lebaran Tahun Ini, Pemudik Bisa Lewat Tol Trans-Sumatera
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR