Di kanan atas, ada information bahwa tujuan berikutnya adalah Checkpoint (CP) pertama dari 5 CP yang akan ditemui di sepanjang jalur.
Sedangkan di kanan bawah, distance decrease berarti total jarak yang harus ditempuh sampai finish (waypoint 34) sisa 27,53 km lagi.
Lalu gambar di tengah berarti posisi CP 1 kira-kira bentuknya seperti itu. Ada di sebuah pertigaan jalan besar yang berbentuk tikungan ke kanan, sedangkan arah datang peserta dari arah perkebunan yang ditandai pepohonan.
Gampang bacanya? Memang. Tapi dalam kenyataannya perlu fokus dan intuisi karena kadang kondisi di lapangan lebih rumit dari sekadar gambar.
GridOto yang pakai Honda CRF150L sempat mengalami nyasar dan sempat bolak-balik karena salah belok sehingga harus balik ke waypoint sebelumnya baru deh bisa lanjut lagi ke waypoint selanjutnya.
Seandainya enggak pakai intuisi, dijamin nyasarnya makin jauh dan bisa-bisa malah melambung puluhan kilometer. Kalau kompetisi beneran sih sudah dijamin kehilangan banyak waktu dan gagal dapat piala tuh.
"Kalau modal intuisi, biasanya akan sadar nih kalau sudah salah belok. Pasti dia bakal balik lagi sebab merasa enggak bakal ketemu sama waypoint tulip selanjutnya. Itu serunya," tambah Wisnu yang kerap dipanggil Gareng ini.
Namanya tulip juga bukan karena bentuknya yang arah panah dengan cabang-cabang seperti kembang tulip, tapi karena navigasi model ini dipakai pertama kali di ajang Tulip Rally (Tulpenrallye) di Belanda pada tahun 1949.
Bahkan navigasi tulip juga dipakai di ajang Reli Dakar lho!
Tapi navigasi tulip yang dipakai di Honda Adventure Days 2019 sudah termasuk simpel dan enggak macam-macam.
Malah ditambah lagi deskripsi tulisan di kolom kanan atas yang bikin mudah cari jalurnya.
Toh karena bukan kompetisi beneran, peserta yang nyasar pun cuma ketawa-ketawa.
"Justru nyasar itu yang bikin seru, jadi ada cerita pas pulang dari Honda Adventure Days 2019 ini!" jelas Gareng.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR