“Luas lahannya sekitar 5,6 hektar, yang terdiri dari mal, kanto (kantor-toko), office tower, dan hotel. Untuk pusat otomotifnya sendiri, terletak di bagian mal,” ujar Ronny.
Para pedagang merupakan pindahan dari sentra otomotif di sekitarnya
Sebelum Mall MGK Kemayoran berdiri, sudah ada sentra otomotif lainnya yang lebih dulu eksis, sebut saja Pasar Mobil Kemayoran (PMK) yang terletak tidak jauh.
Sebagai sebuah sentra otomotif baru, tentu MGK Kemayoran gencar melakukan promosi pada saat itu, untuk menjaring pedagang dan pengunjung.
Awalnya, para tenant di MGK sebagian besar berasal dari pusat onderdil Atrium Senen dan Pasar Mobil Kemayoran.
(Baca Juga : Flyover Jalan Industri Kemayoran Alami Keretakan, Dishub Lakukan Penjagaan)
Para pedagang tersebut ada yang melakukan ekspansi dan ada juga yang memang pindah permanen ke MGK.
“Pada tahun-tahun tersebut, PMK diisukan akan ditutup. Pedagang di sana ada yang melakukan ekspansi, agar kalau nanti PMK benar ditutup, mereka sudah punya tempat baru,” terang Ronny.
MGK punya sekitar 1.000 tenant
Pada saat itu, promosi MGK sendiri masih dilakukan secara konvensional.
“Promosi dilakukan dengan cara menyelenggarakan event, pasang iklan di surat kabar dan radio, pokoknya masih konvensional. Event yang diselenggarakan tentu berhubungan dengan otomotif, seperti ban, aksesori, spare part, atau mobil dari berbagai brand,” papar Ronny.
(Baca Juga : Perluas Jaringan, Venom Buka Store Baru di Kemayoran)
Kini, MGK memiliki 600 tenant untuk sektor otomotif dan jika digabung dengan sektor elektronik dan sebagainya, MGK punya sekitar 1.000 tenant.
Jumlah tersebut sudah termasuk tambahan sekitar 100 tenant importir otomotif, yang pada awal 2018 lalu, pindah dari kawasan Muzatek, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR