"Pembicaraan soal itu memang ada di level prinsipal pusat, tapi ke Indonesianya gimana saya belum tahu. Karena di sini akan lebih kompleks urusannya," terangnya.
"Di sana Toyota dan Mazda sudah rukun dan mesra, kalau di US sudah ada perusahaan patungan," sambung Roy.
Sementara di Indonesia keadaannya memang berbeda, produk rebadge seperti itu harus diumumkan secara terbuka oleh kedua perusahaan.
"Karena di sini kan Mazda berada di bawah Eurokars, sedangkan Toyota di bawah Astra. Tentu harus ada pihak-pihak di luar Mazda dan Toyota yang harus duduk ngomong bersama," ungkapnya.
(Baca Juga : Blak-blakan Roy Arman Arfandy : jadi APM Mazda, Eurokars Lebih Leluasa)
Meski demikian Roy terbuka dengan sejumlah kemungkinan, ia mengatakan tinggal menunggu keputusan dari Jepang seperti apa.
"Tapi di Indonesia kapan, saya enggak tahu terus terang. Karena Toyota sendiri kan sudah produksi Yaris di sini, sementara Mazda2 masih CBU dari Thailand," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR