GridOto.com - Motor MotoGP memiliki beragam tipe konfigurasi mesin.
Mulai dari konfigurasi mesin V4, inline 4 silinder dan juga L-twin (seperti dipakai pabrikan Ducati hingga era Casey Stoner), menjadi ragam konfigurasi mesin motor MotoGP.
Namun untuk Ducati, mereka mulai mengubah konfigurasi mesin motor MotoGP setelah kedatangan Valentino Rossi di 2011.
Ketika itu, Valentino Rossi membuat revolusi di Ducati dengan mengusung konfigurasi mesin V4 di motor MotoGP Ducati GP11.
(Baca Juga : Otorace : Tiga Cara Bikin Motor MotoGP Berhenti dari Laju 340 Km/Jam)
Hingga kini, Ducati mengusung konfigurasi mesin V4 untuk di MotoGP, bahkan juga untuk di ajang WSBK 2019 dengan Ducati Panigale V4.
Jadi, saat ini mayoritas mesin motor MotoGP mengusung konfigurasi inline 4 dan juga V4.
Dua tipe mesin ini memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing.
Tipe mesin inline 4, memiliki karakter lebar, sedikit part dan juga dibatasi oleh kaki pengendara untuk penempatannya.
(Baca Juga : Otorace: Resmi Dilaunching, Inilah Suzuki GSX-RR MotoGP 2019)
Tetapi, kelebihannya memiliki tempat luas untuk penempatan boks filter udara dan posisi knalpot.
Sedangkan mesin V4 tergolong panjang, banyak pemakaian part dan lebih sempit dan posisinya terbatasi oleh panjang sasis.
Selain itu, mesin V4 juga agak rumit untuk penempatan boks filter udara dan posisi knalpot.
Nah, dengan faktor yang disebutkan tadi, maka bisa mempengaruhi desain keseluruhan motor.
(Baca Juga : Otorace : Belum 100%, Kapan Kondisi Marc Marquez Benar-benar Sembuh?)
Dan juga, bisa mempengaruhi sisi aerodinamis motor ketika melaju di kecepatan tinggi.
Jadi, jangan bingung jika tim teknis di MotoGP membuat fairing aerodinamis yang berbeda-beda.
Penempatan posisi mesin juga bisa mempengaruhi kestabilan dan juga kelincahan ketika menikung.
Itu simpelnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR