Menurutnya truk yang pesek punya nilai ekonomis lebih, yakni bisa menciptakan ruang yang lebih efisien sehingga daya angkut bisa bertambah.
(Baca Juga : Blast From The Past! Toyota DA115C, Kisah Truk Buaya Pengangkut Kapur di Padalarang)
“Mungkin dengan adanya kap mesin di depan, rear body-nya mungkin jadi lebih kecil, muatannya tidak terlalu banyak,” ujarnya saat ditemui belum lama ini.
“Tapi dengan model truk yang sekarang, ruang untuk barang bisa lebih luas. Tapi tetap aman,” lanjut Yuswadi.
Selain desain, ia juga berujar jika truk keluaran baru punya performa yang berbeda dengan truk zaman dulu.
Hal ini dikarenakan tren otomotif yang sudah bergeser lebih ke arah efisiensi dan performa lebih baik.
(Baca Juga : Melonjak Hingga 34%, Hino Lepas 40.072 Truk dan Bus Tahun Lalu)
“Sekarang cc-nya lebih kecil tapi tenaga lebih besar. Tentunya ini menyesuaikan dengan desain dan kebutuhan,” kata Yuswadi.
“Saat ini kan kami 3.900 sekian atau menjadi 4.000 cc, dulu kan lebih besar. Jadi faktor pertama nilai ekonomis, lalu tren dan teknologi,” sambungnya.
Sementara kalau dari sisi keselamatan dan posisi berkendara, Yuswadi mengatakan antara truk pesek dan mancung sama-sama memberikan keamanan yang baik.
“Kalau dari atas pas dibawa nyetir, sama-sama kelihatan, enggak ada bedanya sih,” tambah Yuswadi.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR