GridOto.com – Honda Brio merupakan salah satu penyumbang penjualan terbanyak bagi Honda Indonesia.
Dimensi mungil, efesien BBM serta paling bertenaga di antara para rival jadi salah satu kelebihan yang dimiliki LCGC dari Honda.
Di generasi kedua, mampukah Honda Brio Satya tetap mempertahankan titahnya dengan segala kelebihan di atas?
Kami pun sudah melakukan tes lengkap Honda Brio varian tertinggi ini. Bagaimana dengan hasilnya?
Dari segi desain ubahan besar dilakukan pada eksterior, dimensinya kini membesar dengan wajahnya kini jadi mirip Mobilio.
Dimensinya menjadi 3.815 x 1.680 x 1.480 mm dengan wheelbase di angka 2.405 mm, ini lebih panjang 60 mm dari generasi sebelumnya.
Namun sayangnya desain eksterior yang berubah total kini tak sejalan dengan desain interiornya.
Model dasbor, doortrim dan jok di Brio Satya masih sama dengan generasi sebelumnya.
Punya dimensi lebih besar tentu berpengaruh terhadap akomodasi penumpang dan barang.
Kini, Brio jadi lebih lega terutama untuk penumpang belakang dan tentu bisa bawa barang lebih banyak.
Saat tester dengan postur 170 cm duduk di jok baris kedua, masih menyisakan legroom sebanyak 10 jari, sementara headroom 4 jari.
Kapasitas bagasi kini lebih besar dari generasi sebelumnya, total kapasitas bagasi kini menjadi 258 liter atau bertambah 84 liter.
Tapi kalau Anda butuh bagasi lebih, jok baris kedua bisa dilipat dengan cara menarik tuas yang ada di bahu jok kanan-kiri.
Bicara kepraktisan, sayangnya tidak ada yang berbeda dibanding generasi sebelumnya, hal ini tak lepas dari desain dasbor dan doortrim serupa.
Terdapat beberapa kompartemen terbuka seperti di doortrim dan juga dasbor di bawah panel AC digital. Sementara cup holder, totalnya ada 6 buah di mobil ini.
Oiya, satu poin lebih dari Brio generasi terbaru karena pintu bagasi kini tak perlu dibuka menggunakan anak kunci atau tuas dari dalam.
Sebab, terdapat tombol elektris yang bikin buka bagasi jadi kian praktis.
Sebetulnya ada beberapa hal menarik di mobil ini, rupanya banyak improvement yang dilakukan Honda terhadap Brio.
Pertama dari sisi kenyamanan, Brio baru ini terasa lebih nyaman berkat set suspensi yang telah disempurnakan.
Bantingannya kini terasa lebih lembut dari Brio lama. Tapi bukan berarti handling-nya jadi terkorbankan.
Apalagi, kekedapan kabin memang sedikit membaik, meskipun road noise dari mobil ini masih terdengar.
Wajar saja, mobil di kelas atasnya saja seperti Civic atau C-RV masih begitu khas Honda yang cukup terdengar road noise-nya.
Hal menarik berikutnya datang dari segi performa, sebetulnya tidak ada ubahan teknis dari mesin serta transmisi.
Mobil ini tetap mengandalkan mesin L12B kapasitas 1.199 cc 4 silinder i-VTEC dengan tenaga 90 dk dan torsi 110 Nm.
Tapi yang menarik, data pengetesan kami mendapat fakta unik, yakni meski Brio memiliki bobot tambahan 20 kg dibanding sebelumnya namun performanya membaik.
Saat tes akselerasi dari 0-100 km/jam, Brio bisa menorehkan waktu 11,6 detik atau membaik 0,2 detik dari sebelumnya.
Tes BBM pun juga begitu, untuk rute dalam kota dengan kecepatan 22 km/jam, hasilnya bisa mencatatkan 16,9 km/l dari yang sebelumnya 16,6 km/l.
Namun pada rute tol dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam, catatan masih sama di angka 22,6 km/l.
Dengan semua catatan di atas, pertanyaannya untuk sebuah mobil LCGC adalah: layakkah Honda Brio Satya E CVT dijual dengan harga Rp 162,5 juta?
Kalau saya bilang layak, sebab improvement yang dilakukan pada Brio baru terbilang positif.
Baik dari set suspensi, akomodasi hingga performa yang kini jadi lebih baik.
Namun bukan berarti Brio terbaru ini tanpa kekurangan, road noise saat mobil melaju di atas 60 km/jam masih cukup terdengar hingga dalam kabin.
Lalu juga soal fitur keselamatan khususnya seatbelt di jok baris kedua untuk penumpang tengah masih andalkan 2 titik.
Dua hal di atas tentu perlu jadi perhatian tim R&D Honda untuk pengembangan selanjutnya.
Ini dia SUV pertama Lamborghini yang dijual massal, simak videonya:
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR