Sumber penggeraknya tetap 1 silinder 4-tak, 499 cc injeksi. Output mesinnya 27,2 Hp pada 5.250 rpm, serta torsi puncak menyentuh 41,3 Nm pada 4.000 rpm.
Country Manager Royal Enfield Indonesia, Irvino Edwardly mengatakan, pemilihan Classic 500 menjadi wujud penghargaan Royal Enfield RE/WD 125 Flying Flea karena desainnya yang otentik.
“Dari seluruh varian Royal Enfield yang ada saat ini, bentuk Classic 500 yang paling memungkinkan untuk itu,” katanya. Desain motor ini sendiri memang bergaya ala motor pasca perang.
Beda Tampilan
Tentunya ada sejumlah perbedaan tampilan pada unit Classic 500 Pegasus. Pertama adanya logo Pegasus warna marun dan biru pada tangki bahan bakar motor.
Kedua terdapat nomor seri individual dengan bentuk angka yang berkesan tua. Ketiga adanya stiker Royal Enfield ‘Made Like a Gun’ terpasang pada tutup aki.
Semua logo yang terpasang sama persis pada unit Flying Flea yang kini menjadi koleksi resmi Royal Enfield pusat di Inggris. Warna dasar yang tersedia yakni Olive Drab Green dan Service Brown.
Menguatkan kesan motor perang, Classic 500 Pegasus dibekali dengan beragam aksesoris penunjang. Seperti sepasang set pannier kanvas bergaya militer dengan logo Pegasus yang paling jelas terlihat.
Aksesoris lainnya ada hand grip warna cokelat, tali kulit dengan gesper kuningan pada filter udara, kemudian knalpot, pelek, kick starter dan panel lampu berwarna hitam.
Banjir Peminat
Dibuat terbatas dan hanya ada 40 unit di Indonesia, Royal Enfield Classic 500 Pegasus jadi rebutan konsumen. Dikatakan jika peminatnya sudah lebih dari 40 orang.
“Unit sudah ready, meski banyak peminat tetap tidak ada tambahan kuota. Konsumen bisa langsung dating, tersedia skema pembelian tunai dan kredit,” tutup Irvino.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR