(BACA JUGA: Kuras Oli dan Ganti Oli Transmisi Otomatis, Apa Bedanya?)
Umumnya pada transmisi otomatis konvensional 4-speed terdapat dua set planetary gear yang bekerja sama menciptakan rasio gigi, dari gigi 1, 2, 3, 4 dan mundur.
Ciri kedua adalah transmisi otomatis konvensional bekerja menggunakan torque converter yang bentuknya seperti donat itu.
"Torque converter memiliki peran sebagai pembeda dengan transmisi manual, menjadi koplingnya transmisi otomatis sehingga pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling di transmisi otomatis," lanjut mantan wartawan Kompas ini.
Torque converter memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang akan menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang menggerakkan laju mobil.
(BACA JUGA: Overhaul Transmisi Otomatis, Ini Penjelasan, Proses, dan Biayanya)
Transmisi CVT (Continuosly Variable Transmission)
Transmisi CVT tidak menggunakan planetary gear dan torque converter untuk bekerja.
Transmisi CVT menggunakan sepasang puli (drive pulley dan driven pulley) yang dihubungkan oleh sebuah belt atau sabuk baja.
Kedua puli yang terhubung sabuk baja ini bisa membesar dan mengecil (bergerak ke kiri atau ke kanan) berdasar perintah komputer sesuai dengan putaran mesin dan laju mobil.
Perubahan kedua puli ini membuat diameter sabuk ikut berubah.
"Diameter sabuk tersebut yang menjadi rasio gigi di transmisi CVT sehingga rasio gigi sangat luas dibandingkan dengan transmisi konvensional yang rasio giginya memiliki tingkatan," bisik pria ramah ini.
Oh ya, jemaah transmisi CVT di Indonesia contohnya adalah Toyota Yaris, Honda Jazz, Honda HR-V, Toyota C-HR, Nissan Grand Livina, dan Nissan Juke.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR