GridOto.com - Bore up di motor harian bukan hal yang gampang.
Perlu banyak perhitungan matang, mulai ukuran piston dan blok silinder yang digunakan tidak bisa sembarangan.
Sayangnya masih banyak bikers yang anggap sepele soal bore up yang sebabkan beberapa kendala di mesin.
Supaya bore up motor harian enggak gampang jebol, perhatika beberapa hal berikut ini.
(BACA JUGA: Pilihan Piggyback untuk Vespa Matic, Begini Cara Settingnya)
1. Perhitungkan Rasio Kompresi Mesin
"Yang paling penting adalah perhitungkan rasio kompresi mesin terlebih dahulu," ujar Tommy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) kepada GridOto.com di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
Sebab rasio kompresi mesin ini berkaitan dengan bahan bakar yang digunakan.
"Misalnya jika ingin tetap pakai Pertamax (atau bensin dengan oktan 92) kompresio rasio mesin dibikin 1:11," ujar Tommy Huang.
"Sedangkan kalau mau pakai Pertalite (atau bensin dengan oktan 90) dibikin rasio kompresi 1:10,5," sahutnya lagi.
(BACA JUGA: Street Manners: Bahaya Gunakan Headset Saat Mengendarai Motor)
Untuk menyesuaikan rasio kompresi mesin banyaknyang bisa dilakukan, pqling gampang dengan membentuk permukaan kepala ppiston
2. Ganti Noken As
Biasanya motor bore up punya akselerasi dan torsi yang besar di putaran mesin bawah hingga menengah.
Tapi, ketika memasuki putaran mesin bagian atas justru loyo alias enggak ada larinya.
Nah, itulah pentingnya penyesuaian noken as buat menujang bore up motor harian.
(BACA JUGA: Enggak Punya Motor cc Kecil, Ini Motor Paddock Tim Ducati MotoGP)
"Camshaft (Noken As) itu menyeleraskan antara akselerasi dengan top speed," ucap pria yang berkantor enggak jauh dari Sirkuit Sentul ini.
Sehingga bukaan klep menunjang debit bensin yang masuk ke ruang bakar.
3. Pantang Pakai ECU Standar
Jika kondisi ruang bakar sudah besar maka yang dibutuhkan adalah debit bensin yang besar juga.
Makanya, jika sudah bore up jangan lupa untuk ganti ECU standar.
(BACA JUGA: Soal Kepraktisan, Suzuki Ertiga Baru Belum Bisa Saingi Xpander?)
"Biar maksimal dan debit bensin yang masuk juga besar jangan lupa ganti ECU standarnya dengan yang lebih mumpuni," ujar Tommy Huang.
Terakhir Tommy Huang enggak merekomendasikan pakai manipulator seperti piggyback dan teman-temannya.
"Siapa yang tahu kalau manipulator itu bekerja maksimal? mending ganti ecu sekalian," pungkasnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR