Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Tips Biar Mesin Bore Up Aman dan Enggak Gampang Jebol

Mohammad Nurul Hidayah - Senin, 26 November 2018 | 10:15 WIB
Paket Bore Up Yamaha Aerox jadi 177 cc
Indra Kurniawan
Paket Bore Up Yamaha Aerox jadi 177 cc

GridOto.com - Bore up di motor harian bukan hal yang gampang.

Perlu banyak perhitungan matang, mulai ukuran piston dan blok silinder yang digunakan tidak bisa sembarangan.

Sayangnya masih banyak bikers yang anggap sepele soal bore up yang sebabkan beberapa kendala di mesin.

Supaya bore up motor harian enggak gampang jebol, perhatika  beberapa hal berikut ini.

(BACA JUGA: Pilihan Piggyback untuk Vespa Matic, Begini Cara Settingnya)

1. Perhitungkan Rasio Kompresi Mesin

"Yang paling penting adalah perhitungkan rasio kompresi mesin terlebih dahulu," ujar Tommy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) kepada GridOto.com di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.

Sebab rasio kompresi mesin ini berkaitan dengan bahan bakar yang digunakan.

"Misalnya jika ingin tetap pakai Pertamax (atau bensin dengan oktan 92) kompresio rasio mesin dibikin 1:11," ujar Tommy Huang.

"Sedangkan kalau mau pakai Pertalite (atau bensin dengan oktan 90) dibikin rasio kompresi 1:10,5," sahutnya lagi.

(BACA JUGA: Street Manners: Bahaya Gunakan Headset Saat Mengendarai Motor)

Untuk menyesuaikan rasio kompresi mesin banyaknyang bisa dilakukan, pqling gampang dengan membentuk permukaan kepala ppiston

2. Ganti Noken As

Biasanya motor bore up punya akselerasi dan torsi yang besar di putaran mesin bawah hingga menengah.

Tapi, ketika memasuki putaran mesin bagian atas justru loyo alias enggak ada larinya.

Ilustrasi noken as alias kem.
GridOto/Ryan
Ilustrasi noken as alias kem.

Nah, itulah pentingnya penyesuaian noken as buat menujang bore up motor harian.

(BACA JUGA: Enggak Punya Motor cc Kecil, Ini Motor Paddock Tim Ducati MotoGP)

"Camshaft (Noken As) itu menyeleraskan antara akselerasi dengan top speed," ucap pria yang berkantor enggak jauh dari Sirkuit Sentul ini.

Sehingga bukaan klep menunjang debit bensin yang masuk ke ruang bakar.

3. Pantang Pakai ECU Standar

Jika kondisi ruang bakar sudah besar maka yang dibutuhkan adalah debit bensin yang besar juga.

Makanya, jika sudah bore up jangan lupa untuk ganti ECU standar.

(BACA JUGA: Soal Kepraktisan, Suzuki Ertiga Baru Belum Bisa Saingi Xpander?)

"Biar maksimal dan debit bensin yang masuk juga besar jangan lupa ganti ECU standarnya dengan yang lebih mumpuni," ujar Tommy Huang.

Terakhir Tommy Huang enggak merekomendasikan pakai manipulator seperti piggyback dan teman-temannya.

"Siapa yang tahu kalau manipulator itu bekerja maksimal? mending ganti ecu sekalian," pungkasnya.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Momen Spesial, Tol Probowangi Dibuka Gratis Pada Akhir 2024 dan Awal 2025

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa