“Enggak lah, kami kan hanya jual 50 ribu setahun. Total market kan 6 juta, artinya masih ada 5,95 juta. Masa kami enggak bisa dikasih hidup? Kalau enggak mah keterlaluan Bos,” ujarnya.
Ia juga berujar, dari 6 juta unit penjualan sepeda motor di Indonesia yang terjual itu hampir 99 persen didominasi oleh merek-merek Jepang.
Harun membandingkan dengan beberapa negara penjual sepeda motor terbanyak di dunia.
“Di India 25 juta unit setahun. Brand paling besar di sana Hero, bukan Honda. Dulu sempat gabung, tapi sekarang pisah. Hero nomor 1, Honda nomor 2. Nah merek Indianya juga ada, Mahindra, Bajaj, TVS, macam-macam,” jelasnya.
“Di Cina, merek Cina semua yang pimpin pasar. Ada juga Jepang, tapi porsi buat industri nasional ada,” lanjut Harun.
Hal ini berbeda sekali dengan Indonesia sebagai pasar sepeda motor terbesar nomor 3 di dunia, yang enggak ada merek lokalnya.
“Paten kita enggak punya, engineer kita cuma buat merakit, terus kapan berubahnya? Mau gini terus? Sudah cukup kali dijajahnya,” tutup Harun.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR