Ini lantaran mekanik berusaha menguras tenaga sebesar mungkin, dengan batasan kapasitas mesin yang ada dan regulasi teknik yang diterapkan.
Contohnya mesin 4 silinder 1.600 cc tadi tenaganya didongkrak dari 120 dk/5.000 rpm menjadi 170 dk/7.500 rpm.
(BACA JUGA: Ini Dia Modifikasi Mesin Legendaris Mitsubishi Evo III, Pantas Ngacir!)
Namun, rentang tenaganya dibuat menjadi sangat sempit, hanya sekitar 2.000 rpm.
Artinya pembalap mendapat mobil bertenaga besar, tapi di saat bersamaan hal ini menuntut kelihaian pembalap untuk memanfaatkan rentang tenaga yang ada dengan optimal.
Pada aplikasi off-road, dalam penentuan powerband ini Anda juga harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti crawl ratio, bobot kendaraan, ukuran ban, sampai skill off-roadernya sendiri.
Misalnya tenaga besar pada putaran mesin tinggi, hanya efektif bila crawl ratio-nya sangat rendah, bannya berukuran kecil, jip ringan, dan di tangan pengemudi andal.
Sebaliknya, bila karakter tenaganya gemuk sejak rpm rendah, maka cukup untuk mengkompensasi crawl ratio tinggi, ban berukuran besar, dan bobot tinggi.
Karakter powerband ini pun lebih mudah dikendalikan.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR