Blak-blakan Minoru Morimoto: Tantangan Terbesar Yamaha untuk E-Vino

GridOto.com - Kapan PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memasarkan motor listrik untuk pasar Tanah Air?

Mungkin itu jadi pertanyaan bagi sebagian masyarakat yang tidak sabar menantikan kendaraan ramah lingkungan dari pabrikan dengan logo garpu tala tersebut.

Memang, Yamaha sudah mempunyai E-Vino sebagai line up mereka untuk kendaraan listrik, dan November 2017 lalu Yamaha Indonesia sempat memperkenalkannya di Indonesia sebagai langkah awal uji pasar.

Minoru Morimoto, selaku Presiden Direktur YIMM mengatakan, alasan Yamaha belum memasarkannya saat ini karena sedang menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan E-Vino.

(BACA JUGA: Blak-blakan Herutama Trikoranto: Tidak Hanya Baterai, Pertamina Juga Siapkan Sistem Pengisian Daya)

"Kami membuat E-Vino untuk mengetes pasar, kami tahu maksimum kecepatan E-Vino yang kami pasarkan di Jepang itu 40 km/jam," ujar Morimoto, saat ditemui GridOto.com di kantornya yang terletak di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur.

"Tantangan terbesar kami untuk E-Vino saat ini adalah bagaimana membuat baterai yang bisa dibongkar pasang," lanjutnya, Jumat (26/10/2018).

Pria yang mendapatkan gelar sebagai Man of The Year GridOto Award 2018 ini menambahkan, dirinya belum bisa mengatakan kapan mereka akan menjajakan E-Vino untuk pasar Indonesia.

Beragam studi masih terus digodok untuk motor listrik tersebut, bahkan Yamaha Motor Elektrik sampai mengelontorkan dana yang tidak sedikit untuk mempelajari itu.

(BACA JUGA: Blak-blakan Ibnu Sambodo: Jadi Pembalap, Nyali Saja Enggak Cukup)

"Kami selalu melakukan pengembangan untuk baterai, beberapa pengetesan dilakukan seperti meletakkannya di suhu yang sangat dingin, kami juga coba memberikan goncangan yang kuat untuk mengetahui daya tahan baterai," tambah Morimoto.

"Itu semua kami lakukan, kami pelajari, dan kami kembangkan agar nantinya baterai itu aman, Yamaha Motor Elektrik juga menghabiskan dana yang sangat banyak untuk mempelajari itu," lanjut pria kelahiran 13 Juni 1960 itu kepada GridOto.com.

Agus Salim

Minoru Morimoto Presdir PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

Selain menyiapkan baterai yang aman, Yamaha juga masih mengembangkan studi untuk sistem pengecasannya.

Seperti membuat dua baterai dengan sistem swaping, yang memudahkan mengganti baterai ketika habis daya.

(BACA JUGA: Blak-blakan Ibnu Sambodo: Indonesia Masih Terlalu Dini untuk Gelar MotoGP)

"Jadi bisa isi daya baterai dulu di rumah dan satunya digunakan, atau bisa juga dibawa keduanya yang mana baterai kedua itu diletakkan di bagasi bawah jok," ucap pria yang punya hobi balap ini.

"Sehingga pada saat digunakan nanti tidak perlu khawatir, jika daya baterai habis di tengah jalan," tambahnya.

Seperti yang ketahui, Yamaha E-Vino sendiri telah dipasarkan di Eropa dan beberapa negara di Asia seperti Taiwan dan Jepang.

Tenaga listriknya berasal dari baterai Lithium Ion dengan tegangan 50V berkapasitas 10Ah.

(BACA JUGA: Blak-blakan Herutama Trikoranto: Pengembangan Baterai, Cara Pertamina Menghadapi Era Kendaraan Listrik)

Lama waktu pengisian dayanya 3 jam sampai benar-benar penuh dari kondisi kosong.

Dalam kondisi penuh, skuter ini bisa melaju hingga 33 km. Tapi ada syaratnya, yaitu bobot maksimal 75 kg dan kecepatan konstan 40 km/jam.

"Intinya kendaraan listrik itu bagus, sayangnya belum bisa diaplikasikan untuk banyak konsumen saat ini," kata Morimoto.

"Sebab motor listrik bisa dibilang hanya bisa digunakan dengan area yang terbatas saja, di perkotaan itu masih cocok," tutupnya.