"Kami selalu melakukan pengembangan untuk baterai, beberapa pengetesan dilakukan seperti meletakkannya di suhu yang sangat dingin, kami juga coba memberikan goncangan yang kuat untuk mengetahui daya tahan baterai," tambah Morimoto.
"Itu semua kami lakukan, kami pelajari, dan kami kembangkan agar nantinya baterai itu aman, Yamaha Motor Elektrik juga menghabiskan dana yang sangat banyak untuk mempelajari itu," lanjut pria kelahiran 13 Juni 1960 itu kepada GridOto.com.
Selain menyiapkan baterai yang aman, Yamaha juga masih mengembangkan studi untuk sistem pengecasannya.
Seperti membuat dua baterai dengan sistem swaping, yang memudahkan mengganti baterai ketika habis daya.
(BACA JUGA: Blak-blakan Ibnu Sambodo: Indonesia Masih Terlalu Dini untuk Gelar MotoGP)
"Jadi bisa isi daya baterai dulu di rumah dan satunya digunakan, atau bisa juga dibawa keduanya yang mana baterai kedua itu diletakkan di bagasi bawah jok," ucap pria yang punya hobi balap ini.
"Sehingga pada saat digunakan nanti tidak perlu khawatir, jika daya baterai habis di tengah jalan," tambahnya.
Seperti yang ketahui, Yamaha E-Vino sendiri telah dipasarkan di Eropa dan beberapa negara di Asia seperti Taiwan dan Jepang.
Tenaga listriknya berasal dari baterai Lithium Ion dengan tegangan 50V berkapasitas 10Ah.
(BACA JUGA: Blak-blakan Herutama Trikoranto: Pengembangan Baterai, Cara Pertamina Menghadapi Era Kendaraan Listrik)
Lama waktu pengisian dayanya 3 jam sampai benar-benar penuh dari kondisi kosong.
Dalam kondisi penuh, skuter ini bisa melaju hingga 33 km. Tapi ada syaratnya, yaitu bobot maksimal 75 kg dan kecepatan konstan 40 km/jam.
"Intinya kendaraan listrik itu bagus, sayangnya belum bisa diaplikasikan untuk banyak konsumen saat ini," kata Morimoto.
"Sebab motor listrik bisa dibilang hanya bisa digunakan dengan area yang terbatas saja, di perkotaan itu masih cocok," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR