GridOto.com - Pastinya sudah banyak yang tahu merek knalpot racing Cream-pie ini, apalagi kalau kamu suka nonton balap road race atau drag race.
Knalpot Cream-pie asal Yogyakarta ini memang spesialis bikin knalpot biar motor makin ngacir di ajang balapan lokal hingga buat motor harian.
Kebetulan nih, GridOto dapat kesempatan buat mengintip langsung jeroan pabrik knalpot Cream-pie yang beralamat di Jalan Sampaan-Berbah, Sleman, Yogyakarta.
Baru masuk saja, ratusan knalpot sudah tergelar di lantai tokonya yang berada di bagian depan pabrik.
(BACA JUGA: Permintaan Knalpot Racing Buat Motor Harian Menurun, Tapi Enggak Ngaruh Buat Kedua Motor Ini)
Lantas bagaimana sih kisah perjalanan knalpot Cream-pie ini?
"Sebenarnya knalpot Cream-pie ini mulai diproduksi tahun 2005, awalnya kita mulai di balapan drag race 2 tak," buka Tris Wahyudi, punggawa knalpot Cream-pie saat ditemui di workshopnya di Berbah, Senin (22/10).
Tris kemudian mengajak GridOto berkeliling dengan ditemani Topan, kepala produksi dan pemasaran knalpot Cream-pie.
"Yang pasti diawali dengan riset dan ada proses trial dan error," ungkap Topan.
Saat GridOto memasuki bagian belakang toko, langsung ada ruangan dynotest untuk menguji knalpot yang sudah diproduksi.
"Apalagi kita juga kan buat knalpot buat motor balap, jadi harus tahu keluaran tenaganya naik berapa," jelas Topan.
Lalu bergeser sedikit dari ruang dyno, nampak puluhan knalpot digantung di depan sebuah ruangan yang tadinya GridOto sangka menunggu untuk dikemas atau dipacking.
Canggih banget nih, proses labeling laser untuk satu knalpot hanya makan waktu kurang dari 5 menit.
Memang menurut Topan, yang namanya pemalsuan knalpot Cream-pie pasti ada. Namun kalau knalpot asli yang ada label laser, akan digaransi tanpa ada batas waktu.
"Rusak atau nemu kecacatan, pasti akan diganti. Enggak ada jangka waktunya," beber Topan.
Nah bergeser ke bagian paling belakang dari bangunan tersebut adalah ruangan besar yang jadi dapur produksi knalpot Creampie.
Namun uniknya, proses produksi enggak berisik sama suara las, palu, atau gerinda. Tapi malah suara dangdut. Biar pekerjanya enjoy dan enggak stres tuh, hehehe...
"Ada 25 orang yang kerja di sini, Senin sampai Sabtu. Saat ini kita lagi produksi knalpot buat Ninja 2-tak," jelas Topan.
Tiap bulannya, knalpot Cream-pie bisa memproduksi hingga 4.000 knalpot.
"Biasanya tiap bulan itu kita produksi buat satu motor. Misal bulan ini kita bikin buat Ninja, nanti bulan depan RX-King, lalu bulan depan ganti lagi motor lain," tambahnya.
Namun knalpot Cream-pie juga terima special order, jadi misalnya kamu datang dengan motor tertentu misal saja Yamaha NMAX dan minta buatkan knalpot, pasti tetap diterima.
"Cepat kok. Paling satu jam juga selesai. Kecuali kalau minta spek ekstra misal buat balap atau apa, pasti kita hitung-hitung dulu," ungkapnya.
Lalu kalau bicara soal material dan proses pengelasannya gimana nih?
"Untuk lasannya kita enggak pakai argon tapi asetilen dan oksigen. Sebab dulu pernah kita coba pakai argon malah enggak kuat. Nah kalau bahan knalpotnya ada besi galvanis dan stainless. Makanya harga knalpotnya berbeda-beda sesuai material," tambahnya.
Untuk harganya, knalpot Cream-pie memang beragam tergantung jenis motornya. Contoh saja untuk Kawasaki Ninja 150 ada yang harganya Rp 500 ribu, ada juga yang sampai di atas Rp 1,5 jutaan.
Tapi satu hal yang jadi kepikiran nih, kok nama mereknya Cream-pie ya?
Saat ditanyakan hal itu Topan hanya tertawa-tawa.
"Jadi emang bikin orang kepikiran sama hal "anu" ya? Tapi justru dengan nama seperti ini jadi gampang buat diingat," beber Topan.
Iya juga ya... Jadi malah keingetan terus... Hehehe...
Kalau kamu mau lihat lebih jelas dapur produksi knalpot Cream-pie di Berbah, Sleman, Yogyakarta bisa langsung deh tonton video ini!
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR