Ternyata para peneliti sudah lama mengamati hal ini.
Seperti dilansir dari Citylab.com, hal tersebut bernama return trip effect.
Hal ini biasanya terjadi ketika kita melakukan perjalanan ke suatu tempat baru yang belum diketahui.
Ketika kita melakukan perjalanan berangkat ke suatu tempat, otak kita akan cenderung lebih fokus untuk menghapalkan rute yang kita lalui.
(BACA JUGA: Turing Jauh Pakai Motor dan Bingung Tidur Dimana? Ini Bisa Jadi Inspirasi)
Saat sedang fokus, otak kita akan memberikan pemahaman bahwa waktu berjalan lebih lambat.
Sedangkan di saat perjalanan pulang dengan rute yang sama, otak kita sudah lebih mengenali rute yang dilalui.
Karena kita sudah cukup menghapal rute perjalanan saat berangkat, hal ini membuat otak kita tidak perlu lagi fokus menghapal disaat perjalanan pulang.
Sehingga, kita merasa waktu juga akan terasa berjalan lebih cepat.
(BACA JUGA: Lady Biker Ini Bagikan Kisah Turing Dengan Motor Kesayangannya)
Return trip effect ini juga tidak akan begitu trasa jika saja kita sudah biasa melalui rute tersebut.
Kemudian ada pendapat lain, saat berangkat ke suatu tempat, kita biasa memperkirakan kapan kita akan sampai di tempat tujuan.
Namun, ternyata perkiraan kita itu bisa salah dan sampai tidak pada waktu yang kita rencanakan.
Salah satu penyebab gagalnya perkiraan waktu perjalanan yaitu kita terjebak kemacetan di jalan.
Hal ini membuat kita terus melihat jam untuk mengecek apakah kira-kira kita bisa sampai pada tujuan tepat waktu.
Sehingga menyebabkan kita merasa perjalanan ditempuh terasa lebih panjang.
Sedangkan saat pulang, kita merasa perjalan lebih cepat padahal lewat rute yang sama.
Hal ini karena kita tidak lagi perkirakan kapan kita akan sampai di rumah.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | bobo.grid.id,citylab.com |
KOMENTAR