“Sebenarnya, konstruksi (jalan) tidak begitu problem, tetapi pada penyedia lahan itulah yang menjadi persoalan besar,” sebut dia.
Persoalan kedua, lanjut Yayat, terletak pada pengendalian kendaraan yang kurang maksimal.
“Selanjutnya adalah traffic demand management yang kurang dimaksimalkan. Seharusnya, tarif parkir mahal, program ganjil-genap dan ERP (Electronic Road Pricing) bisa lebih di-push,” ujar dia.
“Di sinilah kata kunci utamanya, pengendalian kendaraan. Mobil boleh dibeli, tetapi pengendalian harus dimaksimalkan,” sambungnya.
(BACA JUGA: Interval Ganti Oli Transmisi Mobil Matik yang Sering Kena Macet)
Ketiga, lanjut Yayat, ialah soal transportasi massal yang belum juga maksimal.
“Perbaikan layanan transportasi massal kini belum maksimal. Persoalan ini memang saya lihat terus didorong oleh Pemerintah,” ucapnya.
“Kalau MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit) dan BRT (Bus Rapid Transit) telah dapat dioperasikan, mudah-mudahan terjadi siginfikansi jumlah orang yang ingin pindah ke angkutan umum,” pungkasnya.
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR