“Tapi sebetulnya kalau di kota kan tidak hanya logistik. Commuter juga banyak, maka kami akan coba maksimal Rp 1.500/km,” ujarnya kepada wartawan di Cilandak, Jakarta Selatan (27/9/2018).
“Nanti kalau masih bisa dirasionalkan akan kami coba, kalau di luar kota kan rasionalnya Rp 1.000/Km. Tapi di dalam kota ini, dengan investasi Rp 4,4 triliun, dan ada tambahan sampai Rp 6,8 triliun (sampai Salabenda), kami tetap akan tahan di Rp 1.500/Km maksimal,” tambah Basuki.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, mengatakan tarif Tol Desari kemungkinan melebihi Rp 1.000/Km.
“Proyek ini sendiri sudah dimulai sejak 2005, sekarang 2018. Ada perubahan mestinya, kan ada perhitungan inflasi, cost over, dan segala macam,” imbuhnya.
“Enggak mungkin di angka 1.000/Km, karena kan di kota. Ada affordability, daya belinya ada, alternatifnya juga ada, orang kalau enggak mau pakai ini bisa pilih jalan lain,” tutup Herry.
Sementara itu Direktur Utama PT Citra Marga Nusapala Persada, Tito Sulistyo, pengelola Tol Desari, mengatakan seluruh pelayanan transaksi akan menggunakan non-tunai.
"Dengan menggunakan uang elektronik dari Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA," sebutnya.
Gimana nih sob, menurut kamu tarif Tol Desari masih terjangkau enggak?
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR