Mengaku diajak oleh temannya, akhirnya Bayu ikut dalam ajang balap liar yang berlangsung tiap akhir pekan.
Pada waktu itu, ia mendapat mobil warisan dari ayahnya, sebuah Toyota Corona lansiran 1972.
“Gue modif lah kan buat ikut drag. Pakai karburator four barrel, pengapiannya juga kena, terus pakai roll bar, udah gitu kursi cuma dua,” ungkap Bayu.
“Lumayan kenceng sih pada waktu itu, karena dulu kan bodo amat enggak usah pikirin nyaman deh. Padahal sih ya enggak jago-jago amat, enggak pernah menang juga,” sambungnya.
Ditanya mengenai nasib Corona tersebut, ia berujar jika mobil masa SMA-nya sudah diberikan kepada pamannya.
(BACA JUGA: Ini Batas Waktu Pedagang Duta Mas Fatmawati Harus Angkat Kaki)
“Mobilnya sekarang udah dikasih ke om, dan sama om kayaknya jadi kolam ikan kali ya hehehe. Terakhir main waktu zaman kuliah tuh, tahun 1997,” imbuhnya.
Sekarang pria tiga anak ini sudah enggak kepikiran dengan hobi masa mudanya, kini Bayu lebih suka dengan mobil standar tanpa modifikasi.
“Mobil gue sekarang standar semua, karena juga udah enggak begitu ngikutin modifikasi. Karena menurut gw sekarang kenyamanan yang penting, mungkin karena umur juga kali ya. Yang penting enggak mogok, nyaman, dan dingin,” terangnya.
Kalau lagi enggak buru-buru, dari rumahnya di kawasan Halim, Jakarta Timur, Bayu sering pakai BMW 320i F30 ahun 2013 buat harian.
Sementara kalau lagi weekend, tak jarang ia pakai MINI Cooper berkapasitas 1.500 cc tahun 2016.
Bayu juga berujar, ia masih bermimpi untuk bisa punya mobil lagi.
“Lagi pengin punya Land Rover Evoque, soalnya mobil gue yang sekarang nih udah kayak lemari. Jadi agak kurang asik sih sebenarnya, karena kurang lega,” ucapnya.
“Nah gue kepikiran kalau pakai Evoque tuh banyak banget yang bisa dibawa, selain tampangnya yang keren dan manis,” tambah Bayu.
Siap bro, semoga bisa segera kebeli tuh Evoque-nya ya!
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
KOMENTAR