GridOto.com - Ojek online (ojol) yang kerap ngetem di tempat keramaian, jadi sorotan warga.
Tak jarang, akibat kebiasaan ngetem sembarangan, jalanan menjadi macet dan semrawut.
Tempat keramaian yang sering dijadikan lokasi mangkal ojol, antara lain stasiun kereta api.
Bahkan Trotoar di sekitar stasiun sudah seperti menjadi tempat favorit ngetem.
(BACA JUGA: Edan... Yamaha Fino Dirombak Habis-habisan Sampai Mirip VW Kodok)
Kemacetan disebabkan lantaran banyaknya angkot dan ojek online (ojol) yang lalu lalang menjemput atau menurunkan penumpang.
Di siang hari, kebiasaan ngetem yang dilakukan sejumlah pengemudi ojol maupun angkutan umum, tak sampai menimbulkan kemacetan.
Namun cerita berbeda pada sore hari.
Jalanan depan stasiun yang hanya terdiri dua lajur, semakin padat.
(BACA JUGA: Solar Murni Dihapuskan, Ini Komentar Komunitas Toyota Fortuner)
Soalnya, kendaraan yang ngetem memakan hampir setengah badan jalan.
Di sisi lain, calon penumpang pun mengorder ojek tepat di depan stasiun.
Bisa saja, hal itulah yang membuat banyak ojek berhenti di depan stasiun.
Menanggapi hal ini, membuat Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno angkat bicara.
"Seharusnya pihak aplikator tidak hanya mementingkan besaran atau raupan uang yang dihasilkan dari bisnis ojek online," ujar Djoko kepada GridOto.com di Jakarta, Selasa (11/9/2018).
"Tapi harus punya niat juga membentuk karakter driver ojol untuk taat berlalu lintas," sambungnya.
Menurut dia, ojek online seolah menjadi primadona baru, aksi pindah pekerjaan demi penghasilan yang menjanjikan menyilaukan mata banyak orang.
Namun, semua khayalan tentang pekerjaan yang menjanjikan kesejahteraan perlahan makin sirna.
"Driver termakan iming-iming aplikator dengan pendapatan minimal Rp 6 juta, tapi tidak didalami dalam sehari berapa waktu untuk kerja cari uang," tutupnya.
| Editor | : | Fendi |
KOMENTAR