GridOto.com - Setiap bos di perusahaan punya caranya tersendiri untuk memimpin anak buahnya.
Arief Hidayat, CEO PT Foerch Indonesia (Wealthy Group) memiliki prinsip untuk selalu mendidik sales-nya agar tidak hanya menjual produk, tapi juga mengedukasi pelanggannya.
Ia sangat keras soal prinsip ini.
"Jadi edukasi itu penting, dan ini yang jadi standar Wealthy dari dulu. Jadi sales saya, harus mampu mendidik bukan hanya menjual," katanya.
Alasannya, Menurut Arief perlindungan terhadap konsumen masih sangat minim.
Ia berpendapat, kebanyakan bengkel 'masa bodo' dengan produk yang dijualnya.
(BACA JUGA:Blak-blakan Arief Hidayat: Wealthy Siapkan Kaca Film Tahan Peluru)
"Saya sangat sayangkan di sini proteksi untuk customer gak ada, hanya ada di mulut dan berupa peraturan. Untuk dijalankannya? Ga ada," ujarnya.
Menurutnya, pemilik mobil 90 persen belum ngerti mengenai produk.
"Misalnya, gimana satu orang bisa jual radiator coolant seharga Rp 19 ribu? Apa isi coolant yang dijual? Itu sama aja membodohi pemilik mobil kan," imbuhnya.
"Ketidakmengertian pemilik mobil dan masa bodonya pemilk bengkel, itu bisa mengganggu secara keseluruhan sistem yang ada. Kemudian supplier juga jadi mengambil kesempatan," tambahnya.
Oleh karenanya, ia mengaku perusahaannya selalu mendidik para sales agar mampu menguasai produk yang dijual.
(BACA JUGA: Blak-blakan Sebastianus Harno Budi: Bisnis Paling Pertama Impor Toyota Tiara, Ternyata Ini Arti Nama Nasmoco)
"Saya didik mereka, saya ceritakan tentang produk, saya gambarkan technical drawing-nya, pokoknya saya ajarkan semuanya. Jadi mereka punya ilmu, bukan hanya untuk jualan, tapi ketika konsumen nanya, bisa mereka jawab," ucapnya.
Diakui Arief, secara tidak langsung konsumen yang membeli produknya sudah pasti mengetahui kualitas produknya.
Efek samping lain, tenaga penjualnya yang sudah pintar-pintar banyak dibajak perusahaan sejenis. Menurut penggemar Audi ini, itu adalah hal biasa. Yang penting selama bekerja dengannya mereka mendapat ilmu yang baik dan berguna buat konsumen
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR