Untuk mengatasinya tangki BBM diperlukan coating untuk mencegah korosi.
Contohnya bisa dilihat keputusan HMSI pada produk truk terbarunya, yaitu melapisi tangki bahan bakar dengan material chrome dan stannum-zync yang mampu menghambat laju korosi menjadi lebih lama.
(BACA JUGA: Biodiesel B20, Faktor Ini yang Jadi Penyebab Kekhawatiran)
Konsekuensi lain penggunaan biodiesel B20, baik untuk pemilik truk baru atau lawas, adalah mesti melakukan pengecekan lebih rutin pada filter bahan bakar.
Ini karena biodiesel B20 juga memiliki sifat detergensi yang tinggi sehingga akan membersihkan kotoran-kotoran (sisa residu) dan sulfur yang terdapat pada tangki bahan bakar.
Bahayanya, kotoran yang rontok ini bisa terisap dan menyumbat filter bahan bakar.
"Misalnya biasa ganti di 20.000 km, jadikan saja penggantiannya di 15.000 km atau bahkan 10.000 km," lanjut pria asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Hal serupa juga disampaikan oleh pihak Hino.
"Dengan pengunaan bahan bakar B20, diharapkan pengusaha maupun pengemudi truk melakukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin," ungkap Santiko.
(BACA JUGA: Biodiesel B20 Bikin Filter Bahan Bakar Cepat Kotor? Ini Tandanya)
Misalnya dengan mengganti filter bawah setiap 10.000 km, bersihkan tangki bahan bakar setiap 3 bulan, dan pengurasan air pada water separator secara rutin.
"Hal ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalisir penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga dan bisnis dapat terus berjalan," tutup Santiko.
Tentu hal ini akan memberikan beban biaya tambahan buat para pengusaha truk yang mengkonsumsi biodiesel B20.
Misalkan saja harga filter bahan bakar Mitsubishi Fuso Canter PS110 itu Rp 90.000, maka biayanya untuk 4 kali ganti sekitar Rp 360.000 dan 6 kali ganti Rp 540.000.
Padahal kalau hanya 3 kali ganti maka biayanya cuma Rp 270.000 saja.
"Biaya itu semua siapa yang tanggung?" seru Kyat.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR