Jika tidak suka dengan kegiatan tertentu, dia tidak mengikutinya.
Pernah juga saat ditanya kenapa dia menghilang di salah satu sesi acara, Kimi Raikkonen menjawab terlalu jujur.
"Aku sedang buang air," kata Kimi.
(BACA JUGA:Dari 9, Inilah Gelar Juara Dunia Favorit Valentino Rossi)
Padahal, saat itu dia diwawancarai di depan media internasional.
Ferrari pernah minta team order untuk membiarkan Sebastian Vettel melewatinya dengan bahasa yang njlimet dan terkesan merasa tidak enak dengannya, Kimi malah langsung minta Ferrari to the point saja kalau minta team order.
4. Tanpa takut
Di atas trek, fans F1 tentu tahu gimana Kimi balapan.
Kimi tak pernah takut apapun, bahkan tidak pernah mengeluhkan apapun, protes pun sangat jarang dilakukannya.
Pernah di 2002, Kimi Raikkonen tetap nekad melaju di tengah asap tebal.
Padahal kondisi trek tidak terlihat sama sekali lho saat itu, dasar Iceman.
Di 2009, mobilnya pernah terbakar gara-gara mobil Heikki Kovalainen yang keluar pit dengan kondisi selang bensin masih menempel.
(BACA JUGA:Yamaha Sedang Siapkan Sosok Pengganti Valentino Rossi, Siapa Dia?)
Raikkonen mengeluhkan matanya yang terbakar atau kepanasan karena api.
Bukannya keluar balapan atau memeriksa matanya, Kimi malah nekad lanjut balapan dan finis ke-6.
"Mataku masih panas sekali, tapi aku baik-baik saja," kata Kimi saat itu.
5. Juara
Kimi Raikkonen adalah salah satu pembalap sukses di F1.
Masuk F1 di 2001 bersama Sauber, Kimi Raikkonen pindah ke tim papan atas McLaren di tahun keduanya.
Lalu setelah lima musim cukup bagus bersama McLaren, Kimi hengkang ke Ferrari dan langsung jadi juara dunia.
(BACA JUGA:Setelah Terlempar dari Kecepatan 350 Km/jam, Pembalap Ini Akan Tampil di MotoGP San Marino)
Kimi hanya unggul satu poin saja dari dua pesaingnya, pembalap McLaren, Lewis Hamilton dan Fernando Alonso, saat itu.
Bahkan hingga kini Raikkonen masih kompetitif.
Dengan semua karakter itu, Kimi Raikkonen adalah sosok yang unik banget sob.
Pantas saja punya banyak fans.
Editor | : | Anton Hari Wirawan |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR